Pegiat media sosial sekaligus ustadz Hilmi Firdausi mengungkapkan bahwa ramainya kampanye bakal capres Koalisi Perubahan Anies Baswedan dan bakal cawapres Muhaimin Iskandar alias Cak Imin serupa dengan Prabowo Subianto di Pilpres 2019.
Namun meskipun kampanye Prabowo Subianto bersama Sandiaga Uno di Pilpres 2019 ramai, mereka dikalahkan oleh pasangan calon (paslon) nomer satu, Jokowi-Ma'ruf Amin.
Baca Juga: Anies-Cak Imin Bikin Ganjar dan Prabowo Grogi
"2019, kampanye paslon 02 ramai luar biasa, di dunia nyata dan juga dunia maya, tapi akhirnya kalah. Saya ga tau apa yang terjadi," ucapnya dikutip populis.id dari akun X pribadinya, Senin (25/9).
Sehingga ini juga bisa terjadi pada Anies-Cak Imin alias AMIN, namun rendahnya hasil survei capres-cawapres Koalisi Perubahan dibanding capres lain juga tidak menjamin mereka akan kalah.
"Jadi, jika sekarang kampanye AMIN selalu ramai, contohnya hari ini di Makassar, itu ga menggambarkan apa-apa… Begitu juga hasil survei, walau AMIN selalu paling buncit, itu juga tidak menggambarkan apa-apa. CMIIW," bebernya.
2019, kampanye paslon 02 ramai luar biasa, di dunia nyata dan juga dunia maya, tapi akhirnya kalah. Saya ga tau apa yg terjadi…jadi, jika sekarang kampanye AMIN selalu ramai, contohnya hari ini di Makassar, itu ga menggambarkan apa2…begitu juga hasil survei, walau AMIN selalu…
— Hilmi Firdausi (@Hilmi28) September 24, 2023
Sebelumnya, lautan massa terlihat tumpah ruah ketika Anies Baswedan dan bakal cawapresnya, Muhaimin Iskandar alias Cak Imin mengadakan Jalan Gembira di kawasan Monumen Mandala, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (24/9/2023).
Berdasarkan kesaksian warga Makassar Abdul Madjid Sallatu (75 tahun) mengatakan sebelumnya belum pernah ada massa sebanyak yang berkumpul mengikuti Jalan Gembira Anies-Cak Imin (AMIN).
"Kalau yang seperti tadi kayaknya baru pertama kali terjadi. Diperkirakan di atas 1 juta orang yang hadir," katanya dikutip dari Kumparan.
Sementara itu, berdasarkan hasil survei terbaru capres 2024 dari SMRC menyatakan jika pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, mempunyai elektabilitas yang terendah sebagai kandidat capres-cawapres meskipun belum lama resmi dideklarasikan.
