Survei Ganjar Bakal Makin Tinggi di Kalangan NU Jika...

Survei Ganjar Bakal Makin Tinggi di Kalangan NU Jika... Kredit Foto: Voi

Pegiat media sosial Chusnul Chotimah mengungkapkan bahwa survei elektabilitas bakal capres dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Ganjar Pranowo di kalangan Nahdatul Ulama (NU) akan semakin tinggi.

Chusnul mengatakan hal tersebut akan terjadi jika Ganjar Pranowo menggandeng pasangan untuk Pilpres 2024 dari tokoh NU, dan menurutnya ia tidak seperti bakal capres Koalisi Perubahan Anies Baswedan yang elektabilitasnya anjlok setelah mendeklarasikan Muhaimin Iskandar alias Cak Imin sebagai cawapres.

Baca Juga: SBY Diprediksi Bawa Pesan ke Jokowi Agar Terima Prabowo Cawapres Ganjar

"Anies malah makin nyungsep, nanti Ganjar umumkan cawapresnya dan saya yakin dari NU, Ganjar malah makin tinggi," ungkapnya dikutip populis.id dari akun X pribadinya, Selasa (3/10).

Menurutnya naiknya elektabilitas Ganjar terjadi karena totalitasnya dalam melawan radikalisme seperti NU. "Kenapa, karena warga NU itu cerdas, mereka tau hanya Ganjar yang selama ini sama seperti mereka, total lawan radikalisme," ujarnya.

Untuk diketahui, Ganjar Pranowo berada di urutan tertinggi dalam simulasi tiga nama survei Indikator Politik Indonesia di Jawa Timur yang disebut sebagai salah satu kunci kemenangan Pilpres 2024.

"Pak Ganjar 43,9 persen, Pak Prabowo 33,8 persen, dan Mas Anies 14,4 persen," kata Peneliti Utama Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi saat paparan survei yang dikutip dari tayangan YouTube lembaga survei tersebut, Minggu (1/10/2023).

Sedangkan sebanyak 8,0 persen menyatakan tidak memilih atau tidak menjawab.

Jika dirinci, jumlah 64,9 persen tersebut meliputi 38,6 persen pemilih yang kecil kemungkinan berganti pilihan dan 26,3 persen pemilih hampir tidak mungkin mengganti pilihannya.

Sedangkan sebanyak 4,2 responden tidak tahu atau tidak menjawab.

Kendati demikian, dia tak menampik Prabowo dan Anies masih berpeluang meningkatkan elektabilitas di Jawa Timur. Hal itu dikarenakan masih ada 30,9 persen pemilih berpotensi mengubah pilihan, rinciannya 23,1 persen dengan kategori cukup besar kemungkinan dan 7,8 persen sangat besar kemungkinan.

"Jadi sepertiga pemilih Jawa Timur merupakan swing voter, kemudian 64,9 persen merupakan pemilih kuat," ujarnya sebagaimana dilansir Antara.

Terkait

Terpopuler

Terkini

Populis Discover