Pengamat politik Rocky Gerung menyindir istri Presiden Joko Widodo, Iriana Jokowi sebagai perempuan tidak peka dalam persoalan majunya Gibran Rakabuming Raka menjadi cawapres di Pilpres 2024.
Pasalnya berdasarkan reaksi publik, Iriana Jokowi seharusnya mengerti terdapat pelanggaran etik dalam putusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait batas usia capres-cawapres yang membuat Gibran bisa menjadi pendamping Prabowo Subianto.
Baca Juga: Majukan Gibran Cawapres, Iriana Jokowi Anggap Anak-anaknya dalam Bahaya
"Kalau ibu Irana misalnya memperhatikan reaksi publik mestinya ibu Iriana mengerti bahwa yang dilakukan dia melalui Jokowi dan Jokowi lakukan itu melalui iparnya itu melanggar etik," ucapnya dikutip populis.id dari YouTube Rocky Gerung Official, Senin (20/11).
Karenanya, Iriana terlihat seperti perempuan tidak peka sehingga menghalalkan segala cara untuk membuat Gibran bisa berkuasa setelah Jokowi lengser di 2024 agar keluarganya terlindungi.
"Seorang perempuan yang peka dia akan anggap semua yang melanggar etik itu tidak akan menghasilkan keadilan, tapi ibu Iriana kelihatannya sudah lampaui itu dan menganggap bahwa apapun yang terjadi Gibran harus menyelamatkan keluarga ini, dan itu bahayanya nanti secara politis," tandas Rocky.
Sementara itu, Perhimpunan Bantuan Hukum Indonesia (PBHI) menilai pencalonan Gibran Rakabuming Raka kini telah cacat secara hukum dan etika. Hal ini terjadi setelah Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi (MKMK) memutuskan Ketua MK Anwar Usman melakukan pelanggaran berat dan disanksi pemberhentian sebagai ketua.
Berdasarkan keputusan MKMK itu, Ketua PBHI Nasional, Julius Ibrani mengatakan, keputusan MK nomor 90 tahun 2023 yang membolehkan Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden berusia di bawah 40 tahun asalkan berpengalaman atau sedang menjadi kepala daerah cacat secara prosedural dan sangat kental dengan indikasi kolusi serta nepotisme.