Politikus Ferdinand Hutahaean menduga survei LSI Denny JA merupakan penggiringan opini agar serangan kepada keluarga Presiden Joko Widodo (Jokowi) dihentikan lantaran menimbulkan dampak tidak bagi elektoral pasangan nomor urut dua, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.
Pasalnya dalam survei LSI Denny JA disebutkan semakin Jokowi diserang, maka para pendukungnya akan semakin banyak pergi dari pasangan nomor urut tiga, Ganjar Pranowo dan Mahfud MD.
Baca Juga: Validitas Survei LSI Denny JA Prabowo-Gibran, Ganjar-Mahfud, dan AMIN Sangat Diragukan
"Dugaan saya ini hanya penggiringan opini agar serangan ke keluarga Jokowi dihentikan. Kenapa? Karena efek elektoralnya membuat Prabowo Gibran makin merosot. Saya tidak bilang survei ini pesanan, tapi saya mau bilang ini hanya bagian dari propaganda opini," ucap Ferdinand dikutip populis.id dari akun X pribadinya, Selasa (21/11).
Dugaan saya ini hanya penggiringan opini agar serangan ke keluarga Jokowi dihentikan. Kenapa? Karena efek elektoralnya membuat Prabowo Gibran makin merosot.
— Mpu Ferdinand Hutahaean (@ferdinand_mpu) November 20, 2023
Sy tdk bilang survei ini pesanan, tp saya mau bilang ini hanya bagian dari propaganda opini. pic.twitter.com/RFU0QoXwkI
Untuk diketahui, LSI Denny JA menganalisis secara khusus selama 3 bulan terakhir elektabilitas pasangan dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Ganjar Pranowo dan Mahfud MD menurun.
Pembicara LSI Denny JA Adjie Al Faraby menyebutkan salah satu penyebab elektabilitas Ganjar Pranowo dan Mahfud MD menurun yaitu serangan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Blunder kubu Ganjar atau PDIP, Jokowi semakin diserang justru pendukung Jokowi semakin banyak pergi dari pasangan Ganjar-Mahfud," kata Adjie saat memaparkan survei, Senin (20/11/2023) dikutip dari Detik.