Pegiat media sosial Lukman Simandjuntak meminta bakal capres nomor urut satu dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan Anies Baswedan tidak terlalu kerasa kepada Sekjen PDIP Hasto Kritiyanto terkait tekanan penguasa.
Pasalnya menurutnya, Hasto Kristiyanto bisa tidak berhenti menangis usai Anies Baswedan menyebut tekanan hidup rakyat lebih berat daripada tekanan penguasa di Pilpres 2024.
Baca Juga: Anies-Cak Imin Harus Berhasil Gaet Hati Pemilih Perempuan
"Anies sebaiknya jangan terlalu keras ke Hasto, kalau sudah nangis, dia susah berhentinya," ucap Lukman Simandjuntak dikutip populis.id dari akun X pribadinya, Selasa (21/11).
Anies sebaiknya jangan terlalu keras ke Hasto, kalau sudah nangis, dia susah berhentinya ???? pic.twitter.com/xd4kLEa21h
— Lukman Simandjuntak (@hipohan) November 21, 2023
Seperti diketahui, bakal capres Anies Baswedan membantah klaim Sekretaris Tim Pemenangan Nasiona (TPN) Ganjar Pranowo-Mahfud MD, Hasto Kristiyanto yang menyatakan telah menjalin komunikasi karena mengalami tekanan dari penguasa.
"Kalau saya nggak ada ya (komunikasi)," kata Anies kepada wartawan termasuk Suara.com, di Taman Ismail Marzuki, Minggu (19/11/2023) malam.
Menurut Anies, tekanan yang dialami masyarakat karena sulitnya kondisi ekonomi lebih berat dibanding tekanan yang ia alami. "Kalau saya nggak ada ya (komunikasi soal tekanan). Apapun tekanan yang kita alami yang kita hadapi belum apa-apa dibanding tekanan ekonomi yang dirasakan oleh keluarga-keluarga," beber Anies.
Diberitakan sebelumnya, Hasto mengaku tengah mengalami tekananan. Hal itu disampaikannya dengan menyinggung adanya intervensi terhadap Mahkamah Konstitusi (MK).
"Ya tekanan ada, apalagi ini juga berkaitan ya. Kalau kita lihat konstitusi saja bisa diintervensi, padahal lembaga yudikatif. Apalagi yang lain," kata Hasto di sebuah hotel di Jakarta Pusat, Sabtu (18/11/2023) sebagaimana dikutip Suara.com.
Dia menyebut tekanan itu seperti yang dialami oleh koleganya di PDIP, Adian Napitupulu. Kemudian tekanan kepada Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia Yunarto Wijaya yang mengungkap soal elaktabilitas Ganjar-Mahfud MD yang meningkat.