Pegiat media sosial Eko Widodo menilai calon wakil presiden (cawapres) nomor urut dua Gibran Rakabuming Raka membuyarkan ekspektasi rakyat terkait anak muda yang maju pemilihan presiden (Pilpres).
Eko menuruturkan rakyat berekpektasi adanya arena adu gagasan jika anak muda maju Pilpres, namun dalam realitanya saat merespons kritikan capres nomor urut satu Anies Baswedan mengenai pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN), Gibran malah mengatakan tidak usah ditanggapi.
Baca Juga: Kelakuan Ganjar ke Relawan Bejo Luar Biasa, Pantes Beralih Dukung Prabowo-Gibran
"Ekspektasi rakyat ketika ada anak muda maka pilpres akan jadi arena adu gagasan.. tapi realitanya cuma Awokwokwok, gak usah ditanggapi, senyumin aja, diajak debat takut!!" ujar Eko dikutip populis.id dari akun X pribadinya, Senin (27/11).
Ekspektasi rakyat ketika ada anak muda maka pilpres akan jadi arena adu gagasan..
— ???????????? ???????????????????????? (@ekowboy2) November 26, 2023
tapi realitanya cuma Awokwokwok, gak usah ditanggapi, senyumin aja, diajak debat takut!! pic.twitter.com/wRvOL4SeVm
Sebelumnya, Calon Presiden Anies Baswedan mengaku bakal mengkaji dengan serius pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur jika dirinya terpilih menjadi Presiden pada Pilpres 2024 mendatang.
Ia menyampaikannya saat acara dialog terbuka Muhammadiyah yang disiarkan virtual di YouTube Muhammadiyah Channel, Rabu (22/11/2023). Anies bilang jika pembangunan IKN hanya untuk mencapai pemerataan ekonomi, langkah untuk membuat ibu kota baru salah kaprah.
"Ketika tujuan membangun kota baru dan ibu kota baru adalah dengan alasan pemerataan maka itu tidak menghasilkan pemerataan yang baru. Mengapa? Karena itu akan menghasilkan sebuah kota baru yang timpang dengan daerah-daerah yang ada di sekitarnya," ujarnya dikutip dari Suara.
Anies yang berpasangan dengan Muhaimin Iskandar sebagai Calon Wakil Presidennya tersebut melanjutkan bahwa bila ingin meratakan pembangunan di Indonesia yang seharusnya dilakukan adalah membangun kota-kota kecil menjadi kota menengah, dan membangun kota-kota menengah menjadi kota besar.
"Bangun kota kecil menjadi menengah, kota menengah menjadi besar di seluruh wilayah Indonesia. Bukan hanya membangun satu kota di tengah-tengah hutan, karena membangun satu kota di tengah hutan itu sesungguhnya menimbulkan ketimpangan yang baru," papar Anies.
Menurutnya, tujuan utama IKN dan langkah yang diambil tidak sinkron. "Jadi ini antara tujuan dengan langkah yang dikerjakan itu tidak nyambung," katanya.