Tanda Perubahan Arah Politik Jokowi dari Rakyat ke Oligarki

Tanda Perubahan Arah Politik Jokowi dari Rakyat ke Oligarki Kredit Foto: YouTube/Sekpres

Mantan Sekretaris Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Muhammad Said Didu menunjukkan tanda perubahan arah politik Presiden Joko Widodo (Jokowi) dari pilihan rakyat menjadi alat oligarki.

Said Didu mengatakan perubahan arah politik Jokowi terjadi pada tahun 2016 dengan tanda pemecatan Anies Baswedan hingga Fachrul Razi, menteri dalam kabinet yang berpihak pada rakyat.

Baca Juga: Jokowi Seharusnya Tidak Bantah Agus Rahardjo soal Intervensi Kasus E-KTP

"Tahun 2016 adalah tahun beloknya arah politik Pak Jokowi dari pilihan rakyat menjadi alat oligarki dan mempersiapkan dinasti," ungkapnya dikutip populis.id dari akun X pribadinya, Kamis (7/12).

"Ini ditandai dengan pemecatan Menteri pro rakyat seperti: Anis Baswedan, Sudirman Said, Ferry M Baldan (alm), Jonan, Rizal Ramli, Saleh Husin, Fahrurrozi," imbuh Said Didu.

Untuk diketahui, terdapat tiga mantan menteri yang dipecat Presiden Joko Widodo (Jokowi) kini berada di kubu pasangan calon nomor satu dari Koalisi Perubahan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar.

Tiga mantan menteri tersebut adalah Sudirman Said yang pernah menduduki posisi Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Fachrul Razi yang merupakan mantan Menteri Agama, dan Ignasius Jonan mantan Menteri Perhubungan.

Sementara itu, hasil survei Y-Publica mengungkapkan bahwa Pilpres 2024 bakal berlangsung satu putaran. Pemenangnya adalah Pasangan Capres Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka elektabilitas di angka 50,2 persen.

"Pasangan Prabowo-Gibran bakal memenangi Pilpres 2024 yang kemungkinan akan berlangsung hanya dalam satu putaran," kata Direktur Eksekutif Y-Publica Rudi Hartono, dalam keterangan resminya di Jakarta, Jumat (1/12/2023) dikutip dari Suara.com.

Kemudian pasangan calon lainnya tertinggal dengan selisih elektabilitas relatif cukup jauh. Pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud Md. meraih 23,4 persen, pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar 17,9 persen, dan sisanya tidak tahu/tidak jawab 8,5 persen.

Selanjutnya
Halaman

Terkait

Terpopuler

Terkini

Populis Discover