"Tahun 98 tugas sejarah dan tugas negara ada dalam posisi berhadapan karena pada waktu itu negara otoriter, menolak untuk melakukan perubahan dengan cara baik-baik sehingga terpaksa kami melakukan terobosan dan perlawanan," ungkapnya.
Berbeda dengan sekarang, Budiman mengatakan dirinya berserta para aktivis 98 ingin tugas negara dan tugas sejarah saling berhadapan, karenanya dukungan terhadap Prabowo bersama Gibran Rakabuming Raka diberikan.
"Hari ini kami bersama Pak Prabowo setelah 25 tahun, kami ingin tugas negara dan tugas sejarah tidak berhadapan, kami bersatu. Karenanya ada ancaman-ancaman, ada situasi-situasi yang mengharuskan kami bersatu," kata dia.
"Kami sebagai aktivis, bukan sekedar (ingin) Indonesia menjadi lebih bebas, bukan sekedar Indonesia jadi lebih baik dan lebih bersih, tapi Indonesia jadi lebih kuat karena tantangan-tantangan global, pergeseran pergesekan global yang mengharuskan Indonesia bersatu untuk kemajuan agenda hilirisasi, agenda-agenda agraris dan sebagainya," pungkas Budiman.