Pegiat media sosial Lukman Simandjuntak merasa tidak aneh calon presiden (capres) nomor urut dua dari Koalisi Indonesia Maju Prabowo Subianto jauh bertindak untuk menempati posisi kepala negara di 2024.
Lukman mengatakan motif Prabowo Subianto meraih kekuasaan adalah agar bisnisnya lancar, bahkan capres nomor urut satu dari Koalisi Perubahan Anies Baswedan mengungkapkan bahwa Menteri Pertahanan itu tidak tahan menjadi oposisi, sehingga tidak mengherankan jika dia bergabung pada pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di 2019.
Baca Juga: Bukti Prabowo Ambisius Mengejar Jabatan Presiden
"Prabowo ingin bisnisnya lancar, itu motifnya raih kekuasaan, tak aneh 2019 dia bergabung dengan rezim, padahal kekuasaan butuh oposisi agar tidak berubah jadi otoritarian," ungkap Lukman.
"Tak aneh jika sekarang Prabowo lebih jauh lagi bertindak dan rela jadi pilar dinasti, meski cawapresnya langgar etika via MK," imbuhnya dikutip populis.id dari akun X pribadinya, Kamis (14/12).
Prabowo ingin bisnisnya lancar, itu motifnya raih kekuasaan, tak aneh 2019 dia bergabung dgn rezim, pdhal kekuasaan butuh oposisi agar tdk berubah jd otoritarian. Tak aneh jk skr Prabowo lbh jauh lagi bertindak dan rela jd pilar dinasti, meski cawapresnya langgar etika via MK ???? pic.twitter.com/geFJxeFFF3
— Lukman Simandjuntak (@hipohan) December 13, 2023
Sebelumnya, capres nomor urut satu Anies Baswedan berkomentar mengenai keputusan capres nomor urut dua Prabowo Subianto bergabung dalam Kabinet Indonesia Maju pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Anies Baswedan menilai bergabungnya Prabowo Subianto menjadi bagian pemerintahan Jokowi sebagai Menteri Pertahanan membuktikan yang bersangkutan tidak tahan menjadi oposisi.
Dia memaparkan bahwa dalam proses demokrasi terdapat pemerintah dan oposisi.