Pegiat media sosial Jhon Sitorus merasa akan sangat mengerikan keadaan Indonesia jika pasangan calon (paslon) nomor urut dua dari Koalisi Indonesia Maju Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka memenangkan Pilpres 2024.
Pasalnya belum berkuasa saja, Partai Gerindra di bawah kepemimpinan Prabowo Subianto merasa berhak untuk memburu penyebar video 'ndasmu etik' yang menimbulkan sentimen negatif terhadap capresnya.
Baca Juga: Gibran Bikin Prabowo Disindir Tak Paham Masalah Negara
"Bayangkan betapa MENGERIKANNYA negara ini jika mereka berkuasa. Partainya saja sampai merasa BERHAK untuk memburu manusia," ucap Jhon dikutip populis.id dari akun X pribadinya, Selasa (19/12).
Jhon pun mengingat bahwa menangkap penyebar video merupakan tugas penegak hukum jika memang terbukti bersalah, dan bukan tugas partai, ia pun merasa seperti hidup di era Presiden RI-2 Soeharto.
"Menangkap penyebar video itu bukan tugas partai, tapi tugas aparat keamanan setelah teridentifikasi terbukti ditemukan pelanggaran hukum. Rasanya seperti hidup di REZIM SOEHARTO, apa-apa diburu. Besok-besok nyawa sudah HILANG, mayat dibuang entah kemana. Silahkan rakyat yang menilai, WASPADA," tandasnya.
Bayangkan betapa MENGERIKANNYA negara ini jika mereka berkuasa
— Jhon Sitorus (@Miduk17) December 19, 2023
Partainya saja sampai merasa BERHAK untuk memburu manusia
Menangkap penyebar video itu bukan tugas partai, tapi tugas aparat keamanan setelah teridentifikasi terbukti ditemukan pelanggaran hukum
Rasanya seperti… pic.twitter.com/rxefEaG1ix
Melansir dari Kaltim Tribun News, Partai Gerindra sekarang sedang mencari sosok yang menyebarkan pidato Prabowo Subianto dalam acara internal partai, mereka menduga sosok tersebut merupakan penyusup.
Ketua Harian Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad mengaku kaget dengan video pidato Prabowo Subianto yang mengucapkan 'ndasmu etik' di acara Rakornas Gerindra tersebar luas di internet.
Dia merasa yakin video tersebut tidak disebar kader partainya, namun Dasco juga mengaku tidak bisa mengontrol siapa saja yang hadir dalam acara internal Gerindra tersebut.