Pegiat media sosial Denny Siregar mengungkapkan kengerian jika calon presiden (capres) nomor urut dua dari Koalisi Indonesia Maju Prabowo Subianto memenangkan pemilihan presiden (Pilpres) 2024.
Awalnya Denny Siregar membandingkan kebebasan mengkritik antara capres nomor urut satu dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan Anies Baswedan, capres nomor urut dua dari PDIP Ganjar Pranowo, dan Prabowo Subianto jika memenangkan Pilpres 2024.
Baca Juga: Melihat Hasil Survei Indikator, Ada PR untuk Program Desak Anies
Denny Siregar mengatakan jika Anies Baswedan menang, maka kebebasan mengkritik masih terjamin, pun demikian dengan Ganjar Pranowo, tapi berbeda dengan Prabowo Subianto yang akan serupa dengan era Orde Baru.
"Kalaupun misalnya Anies menang, kita masih bisa ledekin dia seperti waktu jadi Gubernur DKI. Apalagi kalau Ganjar yang menang, kita bisa suka ria bebas komen apa aja di media sosial," ungkapnya.
"Tapi kalau Prabowo yang menang? Hiiii.... Langsung pada bungkam. Kengerian orde baru kembali terbayang. Belum menang aja pendukungnya udah pada ngancam-ngancam..," imbuhnya dikutip populis.id dari akun X pribadinya, Jumat (29/12).
Kalaupun misalnya Anies menang, kita masih bisa ledekin dia seperti waktu jadi Gubernur DKI.
— Denny Siregar (@Dennysiregar7) December 28, 2023
Apalagi kalau Ganjar yang menang, kita bisa suka ria bebas komen apa aja di media sosial.
Tapi kalau Prabowo yang menang ?
Hiiii.... Langsung pada bungkam. Kengerian orde baru kembali…
Sementara itu, dalam simulasi 3 nama di survei Indikator Politik Indonesia setelah debat capres-cawapres, elektabilitas Ganjar-Mahfud bersaing dengan Prabowo-Gibran. Sementara pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar berada di posisi buncit.
“Elektabilitas Ganjar Pranowo-Mahfud Md 24,5 persen, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka 46,7 persen, dan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar 21,0 persen,” kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi dalam rilis surveinya, Selasa (26/12/2023) dikutip dari Republika.