Wakil Ketua Umum sekaligus Juru Bicara Partai Garuda Teddy Gusnaidi merasa gerakan 'asal bukan Prabowo' yang belakangan menggema di Twitter atau sekarang bernama X tidak patut untuk dilarang.
Berdasarkan pendapatnya, Teddy mennilai gerakan 'asal bukan Prabowo' adalah yel-yel penyemangat dari pihak pasangan calon (paslon) nomor urut tiga Ganjar Pranowo dan Mahfud MD.
Baca Juga: Kemungkinan Kongkalikong dalam Program Susu Gratis Prabowo
"Ada yang tanya, itu ada gerakan #AsalBukanPrabowo, bagaimana pendapatnya? Ya gak ada pendapat, karena itu yel-yel penyemangat internal mereka, mosok kita melarang orang buat yel-yel di internalnya? Kan tidak mungkin mereka buat yel-yelnya ABG, Asal bukan Ganjar..," ungkapnya dikutip populis.id dari akun X pribadinya, Selasa (2/1).
Ada yang tanya, itu ada gerakan #AsalBukanPrabowo, bagaimana pendapatnya?
— Teddy Gusnaidi (@TeddGus) January 1, 2024
Ya gak ada pendapat, karena itu yel-yel penyemangat internal mereka, mosok kita melarang orang buat yel-yel di internalnya? Kan tidak mungkin mereka buat yel-yelnya ABG, Asal bukan Ganjar..
Untuk diketahui, seruan 'asal bukan Prabowo' atau 'asal bukan O2' yang merujuk pada paslon nomor urut dua Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka pertama kali mengemuka pada Rabu (27/12/2023) dan menjadi tranding topic di Twitter pada Kamis (28/12/2023).
Sementara itu, dalam hasil survei Indikator Politik Indonesia setelah debat capres-cawapres, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka masih lebih unggul dibanding Ganjar Pranowo-Mahfud MD dan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar.
Dalam simulasi 3 nama, elektabilitas Prabowo-Gibran menempati posisi tertinggi disusul Ganjar-Mahfud. Sementara pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar berada di posisi buncit.
“Elektabilitas Ganjar Pranowo-Mahfud Md 24,5 persen, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka 46,7 persen, dan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar 21,0 persen,” kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi dalam rilis surveinya, Selasa (26/12/2023) dikutip dari Republika.