Pegiat media sosial Denny Siregar menunjukkan skenario yang bisa membuat pasangan nomor urut dua Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka kalah dari pasangan nomor urut satu Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN) atau pasangan nomor urut tiga Ganjar Pranowo-Mahfud MD di putaran kedua Pilpres 2024.
Menurut Denny Siregar, skenario tersebut adalah persatuan antara Ganjar-Mahfud dan AMIN di putaran kedua Pilpres 2024, sehingga wajar jika Prabowo-Gibran sangat takut keduanya berkoalisi.
Baca Juga: Anies dan Ganjar Tidak Sedang Melawan Prabowo, Tapi Jokowi
"Kenapa 02 khawatir banget 01 + 03 koalisi di putaran ke dua? Karena survey 02 sudah stagnan bahkan cenderung turun karena orang bosen dengan joged-joged gemoy ga ada isi. Di putaran ke dua, bisa habis mereka ketika ada koalisi," ungkapnya.
Ia pun mengingatkan kata bijak The Godfather, Vito Corleone atau dikenal sebagai Don Corleone. "Seperti kata Don Corleone tentang koalisi, "It's just business, nothing personal.."," imbuhnya dikutip populis.id dari akun X pribadinya, Senin (15/1).
Kenapa 02 khawatir banget 01 + 03 koalisi di putaran ke dua ?
— Denny Siregar (@Dennysiregar7) January 14, 2024
Karena survey 02 sudah stagnan bahkan cenderung turun krn orang bosen dgn joged2 gemoy ga ada isi. Di putaran ke dua, bisa habis mereka ketika ada koalisi.
Seperti kata Don Corleone tentang koalisi, "It's just…
Sebelumnya diberitakan, Sekretaris TPN Ganjar-Mahfud sekaligus Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto, mengaku sudah membangun komunikasi dengan kubu AMIN.
Dalam hal ini, Hasto merespons mengenai peluang kubu Ganjar-Mahfud membentuk koalisi bersama AMIN, jika Pilpres 2024 berjalan dua putaran.
"Jadi, tim hukum kami memang sudah membangun komunikasi (dengan paslon nomor urut 1)," kata Hasto di Cilandak, Jakarta Selatan, Jumat (12/1/2024) dikutip dari Suara.
Hasto juga mengaku sudah berkomunikasi Wakil Presiden Ke-10 dan Ke-12 Jusuf Kalla (JK). Seperti diketahui, JK kini telah resmi menyatakan dukungan kepada pasangan AMIN.
Menurutnya, JK khawatir soal adanya kecenderungan pemilu yang dinilai sudah bergeser.
"Saya sendiri pernah bertemu dengan Bapak Jusuf Kalla, dimana beliau juga sangat mengkhawatirkan terhadap kecenderungan pemilu yang sepertinya sudah bergeser. Tidak lagi menempatkan rakyat yang berdaulat untuk menentukan pemimpinnya," tuturnya.
Lebih lanjut, Hasto menjelaskan komunikasi sudah terjalin antara kubu Ganjar dan Anies dalam menghadapi intimidasi melalui tim kampanye masing-masing.
"Jadi komunikasi di dalam menghadapi intimidasi itu telah dilakukan, antara paslon 1 dan 3, melalui tim kampanyenya masing-masing," pungkasnya.