Presiden Joko Widodo (Jokowi) disinyalir menggunakan program bantuan sosial (bansos) yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk menambah suara pasangan nomor urut dua Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka pada Pilpres 2024.
Kesimpulan tersebut didapatkan Juru Bicara Tim Nasional Pemenangan (Timnas) Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN), Grady Nagara berdasarkan laporan Tempo, sehingga menurutnya cawe-cawe Jokowi kepada Prabowo-Gibran sudah menyentuh abuse of power alias penyalahgunaan kekuasaan.
Baca Juga: Pilpres 2024 Belum Mulai, AMIN dan Ganjar-Mahfud Sudah Mengaku Kalah dari Prabowo-Gibran
"Akhirnya cawe-cawe Jokowi ke 02 udah mnyentuh abuse of power. Laporan tempo mensinyalir bahwa program bansos yang bersumber dari APBN ini dipolitisasi dan digunakan untuk menarik simpati pemilih jelang 14 Februari," ungkapnya.
Bahkan, kata Graddy, dalam pembahasan program bansos, Menteri Sosial Tri Rismaharini tidak dilibatkan. "Dan ngerinya: Bu Risma sebagai Mensos tidak dilibatkan dalam pembahasannya!" imbuhnya dikutip populis.id dari akun X pribadinya, Kamis (18/1).
Akhirnya cawe-cawe Jkw ke 02 udah mnyentuh abuse of power. Laporan tempo mensinyalir bhwa program bansos yg brsumber dari APBN ini dipolitisasi dan digunakan utk menarik simpati pemilih jelang 14 Februari. Dan ngerinya: Bu Risma sbg Mensos tdk dilibatkan dalam pembahasannya! https://t.co/rPqSQbNITH
— Grady Nagara (@GradyNagara) January 16, 2024
Sebagai informasi, pada Senin (8/1/2024) di Serang, Banten, Presiden Jokowi melakukan kegiatan pemberian bantuan sosial atau bansos di lokasi baliho besar pasangan Prabowo-Gibran.
Hal tersebut diketahui melalui video yang viral di berbagai akun media sosial dan WhatsApp Grup. Dan tidak jauh dari baliho tersebut, terdapat spanduk dengan tulisan 'Terima kasih Bapak Presiden Joko Widodo'.