Politikus Ferdinand Hutahaean mengungkapkan arti Presiden Joko Widodo (Jokowi) membantah politisasi bantuan sosial (bansos) untuk pasangan calon (paslon) nomor urut dua Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Menurut Ferdinand, jika Jokowi membantah politisasi bansos untuk Prabowo-Gibran, maka artinya adalah benar, bahwa mantan Wali Kota Solo itu menggunakan bantuan sosial untuk memenangkan paslon nomor urut dua itu.
Baca Juga: Jalan Terakhir untuk Kalahkan Prabowo Subianto
"Kalau dibantah artinya bagi saya adalah benar. Kalau diakui, artinya tidak benar," ungkap kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu, dikutip populis.id dari akun X pribadinya, Jumat (2/2).
Kalau dibantah artinya bagi saya adalah benar. Kalau diakui, artinya tidak benar https://t.co/PGEiDOOCJf
— Mpu Ferdinand Hutahaean (@ferdinand_mpu) February 2, 2024
Melansir dari Tempo, Presiden Jokowi membantah mempolitisasi bantuan sosial (bansos) yang dapat menguntungkan paslon nomor urut dua Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka di Pilpres 2024.
Mantan Wali Kota Solo itu menjekaskan bahwa anggaran bansos untuk masyarakat sudah disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat, sehingga bukan berdasarkan keputusan eksekutif atau pribadi.
“Oh, sudah dari dulu kan. Dari September,” kata Jokowi saat ditemui di Tanjung Priok, Jakarta Utara, pada Jumat, 2 Februari 2024. “Jangan dipikir keputusan kita sendiri, sudah seperti itu dalam mekanisme kenegaraan (melalui DPR).
Untuk diketahui, masyarakat umum dan kubu lawan Prabowo-Gibran mengkritik pembagian bansos di berbagai daerah saat kunjungan Jokowi pada tahun politik karena ditenggarai akan berdampaik pada suara paslon nomor urut dua.
Sekadar informasi, Presiden Jokowi menyebar bantuan sosial (bansos) baru berupa bantuan langsung tunai (BLT) dengan anggaran sebesar Rp11,2 triliun pada masa kampanye Pemilu 2024.