Pengamat kebijakan publik Gigin Praginanto merasa Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Muhammad Adib Khumaidi tidak menanggapi capres nomor urut dua Prabowo Subianto yang ingin mendirikan 300 fakultas kedokteran baru di Indonesia.
Karena menurutnya, ide untuk membangun 300 fakultas kedokteran hanya bualan Prabowo Subianto untuk membuat masyarakat mendukungnya di pemilihan presiden (Pilpres) 2024 pada 14 Februari 2024 mendatang.
Baca Juga: Program Makan Siang Gratis Prabowo dengan Biaya Rp450 T Akan Membuat Petani Merana
"Percuma ditanggapi pak dokter. Itu cuma bualan politisi yang sedang bernafsu menjadi presiden," ucap Gigin Praginanto dikutip populis.id dari akun X pribadinya, Selasa (6/2).
Percuma ditanggapi pak dokter. Itu cuma bualan politisi yang sedang bernafsu menjadi presiden.https://t.co/ptbSnz9sh8
— gigin praginanto (@giginpraginanto) February 6, 2024
Sebelumnya, Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Muhammad Adib Khumaidi menilai ide calon presiden (capres) nomor urut 2, Prabowo Subianto, untuk mendirikan 300 fakultas kedokteran (FK) baru di Indonesia sangat berlebihan.
Jika itu dilakukan, sambung dia, dikhawatirkan akan terjadi overload dokter umum dan muncul pengangguran intelektual profesional. Menurut dia, saat ini, yang lebih dibutuhkan masyarakat adalah dokter spesialis.
"Jadi 300 fakultas kedokteran itu sangat-sangat berlebihan," ucap Adib alam konferensi pers menyikapi hasil debat kelima capres di Jakarta, Senin (5/2/2024), dikutip dari Republika.
Menurut dia, yang menjadi masalah dalam pendidikan kedokteran saat ini adalah pembiayaan pendidikan yang masih mahal.
Negara, kata dia, semestinya bisa hadir mengintervensi persoalan pembiayaan tersebut. Jika negara tidak hadir dengan aturan dan menghitung kebutuhan yang semestinya, menurut Adid, dikhawatirkan lima tahun ke depan akan terjadi overload tenaga dokter umum.