Dukung Ganjar, Gaya Politik Ahok Tergantung Arah Kepentingan Politik Identitas

Dukung Ganjar, Gaya Politik Ahok Tergantung Arah Kepentingan Politik Identitas Kredit Foto: Hiro

Kritikus Faizal Assegaf menanggapi Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang menyatakan mendukung calon presiden (capres) nomor urut tiga dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Ganjar Pranowo di Pilpres 2024.

Faizal menilai dukungan Ahok kepada Ganjar akan membuat umat semakin yakin untuk memilih pasangan calon nomor urut satu dari Koalisi Indonesia Maju Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN), karena gaya politiknya yang tidak bisa lepas dari politik identitas.

Baca Juga: Program Pertama Rezim Prabowo-Gibran Hapus Dewan-dewan Etik

"Kehadiran Ahok dukung Ganjar membuat umat makin yakin memilih AMIN. Gaya politik Ahok tergantung arah kepentingan politik identitas. Tegasnya Ahok terlanjur menjadi operator politik kotor yang berganti topeng aja. Isinya daya rusak bagi keberagaman Indonesia," ungkapnya dikutip populis.id dari akun X pribadinya, Rabu (7/2).

Untuk diketahui, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok resmi mengundurkan diri dari posisinya sebagai Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) untuk mendukung paslon nomor urut tiga Ganjar Pranowo-Mahfud MD. Surat pengunduran dirinya diserahkan pada 2 Februari 2024.

"Unggahan ini merupakan bukti tanda terima Surat Pengunduran Diri saya sebagai Komisaris Utama PT. Pertamina (Persero)," ujar Ahok lewat keterangan yang diunggahnya di media sosial, Jumat (2/2/2024), dikutip dari Republika.

"Dengan ini, saya menyatakan mendukung serta akan ikut mengkampanyekan pasangan calon presiden Ganjar Pranowo dan Mahfud MD," sambung kader PDIP itu.

Sementara itu, berdasarkan hasil survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD menempati posisi ketiga dengan elektabilitas 19,7 persen.

Sedangkan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka menempati posisi pertama di angka 50,7 persen, artinya sudah melawati ambang batas satu putaran. Lalu disusul pasangan Anies Rasyid Baswedan-Abdul Muhaimin Iskandar di angka 22 persen. Suara tidak sah atau salah mencoblos 0,7 persen dan masih merahasiakan pilihannya 6,9 persen.

Selanjutnya
Halaman

Terkait

Terpopuler

Terkini

Populis Discover