Mantan Sekretaris Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Muhammad Said Didu mengungkapkan dua peran Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani sebagai pelaksana keinginan politik Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk penyebaran bantuan sosial (bansos) di tengah Pemilu 2024.
Said Didu menyampaikan dua peran Sri Mulyani sebagai pelaksana bansos Presiden untuk menunjukkan bahwa dirinya sebagai Menkeu ikut bertanggung jawab dalam kenaikan harga beras yang kini mencapai rata-rata Rp15.175 per kg.
Baca Juga: Prabowo Subianto Ternyata Sudah Menentukan Kabinet
"Ibu Menkeu yth, Ibu harus ikut bertanggung jawab karena Ibu sebagai pelaksana keinginan politik Bansos Presiden berupa: 1) mengalihkan anggaran untuk tambahan Bansos tanpa persetujuan DPR," ungkapnya.
"2) mempercepat penyaluran bansos langsung oleh Presiden tanpa lewat Kemensos dan Pemda," imbuh Juru Bicara Tim Nasional Pemenangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Timnas AMIN) itu, dikutip populis.id dari akun X pribadinya, Jumat (23/2).
Ibu Menkeu yth, Ibu hrs ikut bertanggung jawab krn Ibu sbg pelaksana keinginan politik Bansos Presiden berupa :
— Muhammad Said Didu (@msaid_didu) February 23, 2024
1) mengalihkan anggaran utk tambahan Bansos tanpa persetujuan DPR
2) mempercepat penyaluran bansos langsung oleh Presiden tanpa lewat Kemensos dan Pemda. https://t.co/ErNJyXyKo7
Sebelumnya, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengungkapkan bahwa harga beras telah mencapai rata-rata Rp15.175 per kg, dan menurutnya berpotensi menymbang peningkatan infalsi terhadap volatile food.
“Hingga 21 Februari, beras kita telah mencapai rata-rata harga di angka Rp15.175. Ini yang memberikan kontribusi terhadap inflasi volatile food di dalam headline inflasi kita,” kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KiTa di Jakarta, Kamis (22/2/2024), dikutip dari Kompas TV.
Pada akhir Januari 2024, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat inflasi terhadap volatile food Indonesia di angka 7,2 persen secara tahunan (yoy). Sedangkan kenaikannya mencapai 7,7 persen dari awal tahun sampai sekarang.
Kemudian Sri Mulyani mengatakan kenaikan harga barang dan jasa di dalam negeri atau inflasi domestik masih terjaga, tapi kenaikan harga beras tetap perlu diwaspadai.