Juru bicara Tim Pemenangan Nasional Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Timnas AMIN) Hasreiza atau biasa dikenal dengan Reiza Patters menjelaskan penyebab paslon nomor urut dua Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka disalahkan masyarakat atas kenaikan harga beras.
Menurutnya ada dua penyebab, pertama, Presiden Joko Widodo (Jokowi) berkampanye untuk memenangkan Prabowo-Gibran dan diduga menggunakan instrumen negara, salah satunya bantuan sosial (bansos).
Baca Juga: Jokowi Bergerak Cepat Selesaikan Program Prabowo-Gibran
"Pada bingung, kenapa kok situasi kocar kacir begini kayak harga beras yang melambung tinggi dan rakyat antri untuk beli, disematkan ke paslon 02. Ya gimana enggak, orang Presiden penguasa sekarang ini aktif kampanye untuk 02 karena ada anaknya di situ," ucapnya.
Kedua, Prabowo-Gibran akan melanjutkan kebijakan Jokowi, padahal jelas kondisi sekarang membuat masyarakat kesusahan. "Lalu 02 yang ngotot mau melanjutkan kebijakan rejim yang sekarang berkuasa," imbuhnya, dikutip populis.id dari akun X pribadinya, Selasa (27/2).
Pada bingung, kenapa kok situasi kocar kacir begini kayak harga beras yg melambung tinggi dan rakyat antri utk beli, disematkan ke paslon 02.
— Katak Pembina ??? (@Reiza_Patters) February 26, 2024
Ya gimana enggak, org Presiden penguasa skrg ini aktif kampanye utk 02 karena ada anaknya di situ. Lalu 02 yg ngotot mau melanjutkan…
Sebelumnya, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengungkapkan bahwa harga beras telah mencapai rata-rata Rp15.175 per kg, dan menurutnya berpotensi menymbang peningkatan infalsi terhadap volatile food.
“Hingga 21 Februari, beras kita telah mencapai rata-rata harga di angka Rp15.175. Ini yang memberikan kontribusi terhadap inflasi volatile food di dalam headline inflasi kita,” kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KiTa di Jakarta, Kamis (22/2/2024), dikutip dari Kompas TV.
Pada akhir Januari 2024, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat inflasi terhadap volatile food Indonesia di angka 7,2 persen secara tahunan (yoy). Sedangkan kenaikannya mencapai 7,7 persen dari awal tahun sampai sekarang.
Kemudian Sri Mulyani mengatakan kenaikan harga barang dan jasa di dalam negeri atau inflasi domestik masih terjaga, tapi kenaikan harga beras tetap perlu diwaspadai.