Mantan Sekretaris Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Muhammad Said Didu mengungkapkan 5 dampak program makan siang dan susu gratis yang dijanjikan capres nomor urut dua Prabowo Subianto.
Jika Prabowo Subianto terpilih lalu menjalankan program makan siang dan susu gratis, maka dampak pertama adalah bertambahnya utang negara karena defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Kedua, impor pangan akan meningkat, ketiga kenaikan harga pangan, keempat adalah pengurangan anggaran untuk sejumlah subsidi seperti Bahan Bakar Minyak (BBM), dan terakhir peningkatan kekayaan pada pihak tertentu yang melaksanakan proyek makan siang gratis, dan diprediksi bukan rakyat kecil.
Baca Juga: Bahas Program Makan Siang Gratis Prabowo-Gibran dalam Sudang Kabinet, Jokowi Diledek
"Dampak program makan siang dan minum susu gratis. 1) menambah utang, 2) meningkatkan impor pangan, 3) menaikkan harga pangan, 4) mengurangi biaya subsidi pupuk, BBM, gas dan lain-lain. 5) meningkatkan kekayaan konco-konco sebagai pelaksana proyek," ungkap Said Didu, dikutip populis.id dari akun X pribadinya, Selasa (27/2).
Dampak program makan siang dan minum susu gratis.
— Muhammad Said Didu (@msaid_didu) February 26, 2024
1) menambah utang
2) meningkatkan impor pangan
3) menaikkan harga pangan
4) mengurangi biaya subsidi pupuk, BBM, gas dll.
5) meningkatkan kekayaan konco-konco sbg pelaksana proyek. https://t.co/k6AbqJvAFM
Sebelumnya, Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memastikan program makan siang gratis Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka akan mulai dilaksanakan pada tahun 2025.
Program tersebut dipastikan akan berjalan meskipun pemerintah memprediksi defisit anggaran hingga 2,4 persen-2,8 persen.
"Terkait program (makan siang gratis) kita lihat defisit anggaran mencapai 2,4% - 2,8% itu untuk program yang menjadi quick win daripada presiden terpilih nanti atau pemerintah mendatang itu pos-posnya sudah bisa masuk," katanya usai Rapat Terbatas di Istana Negara, Senin (26/2/2024), dikutip dari CNBC.
Program makan siang gratis, kata Airlangga, akan dilakukan secara bertahap. Pada tahap awal akan diberikan kepada balita hingga ibu hamil, lalu dilanjutkan sampai tahap SMP hingga daerah yang memiliki angka stunting tinggi.