Pegiat media sosial Ferry Koto meyakini hak angket yang digaungkan kubu paslon nomor urut satu Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN) dan paslon nomor urut tiga Ganjar Pranowo-Mahfud MD tidak akan pernah terjadi.
Pasalnya menurut Ferry, pengajuan hak angket pada akhir periode pemerintahan serupa dengan bermimpi menjadi presiden dengan pemilih paling sedikit, sehingga sebaiknya para pendukung AMIN dan Ganjar-Mahfud tidak lagi memperkarakannya, dan menunggu pelantikan resmi presiden dan wakil presiden.
Baca Juga: 5 Dampak Program Makan Siang Gratis Prabowo, Mengerikan!
"Sekali lagi, saya sangat yakin Angket pemilu itu tak akan pernah terjadi. Saran: pendukung 01 & 03 ndak usah tunggu Angket. Tunggu saja pelantikan Presiden ke-8 pada 20 Oktober," ucapnya.
"Angket diakhir masa pemerintahan itu, sama dengan mimpi jadi Presiden, tapi tahu2-tahu dapat hanya 16%," imbuh Ferry, dikutip populis.id dari akun X pribadinya, Selasa (27/2).
Sekali lagi, sy sangat yakin Angket pemilu itu tak akan pernah terjadi.
— Ferry Koto (@ferrykoto) February 26, 2024
Saran: pendukung 01 & 03 ndak usah tunggu Angket. Tunggu saja pelantikan Presiden ke-8 pada 20 Oktober.
Angket diakhir masa pemerintahan itu, sama dengan mimpi jadi Presiden, tapi tahu2 dapat hanya 16%. ????
Sebelumnya, Partai Nasdem menyatakan bahwa Koalisi Perubahan yang mengusung pasangan calon presiden dan calon wakil presiden Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar siap menggulirkan hak angket bersama PDI Perjuangan guna merespons dugaan kecurangan Pemilu 2024.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Nasdem Hermawi Taslim mengatakan pihaknya telah berkomunikasi dengan para sekjen di Koalisi Perubahan, yakni PKB dan PKS.
Jadi posisi kami, data sudah siap, hal-hal kecilnya sudah siap, tinggal menunggu tindak lanjutnya kawan-kawan PDIP sebagai partai terbesar, sebagai inisiator, bagaimana selanjutnya," kata Taslim di Nasdem Tower, Jakarta, Kamis (22/2/2024) petang, dikutip dari Republika.
Dalam menggulirkan hak angket, dia pun menginginkan kesederajatan, saling menghormati, dan saling menghargai. Dia mendukung hak angket karena koalisi-nya itu menginginkan kebenaran.
"Kami bersekutu dengan siapa pun di republik ini yang punya itikad baik untuk menegakkan kebenaran dan keadilan demi bangsa Indonesia," ujar dia.