Jurnalis senior Muchlis A Rofik menilai pengangkatan capres nomor urut dua sekaligus Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menjadi jenderal kehormatan bintang empat merupakan pencucian dosa untuk memanipulasi sejarah.
Pasalnya berdasarkan pernyataan Panglima ABRI periode 1998-1999 Jenderal TNI Wiranto pada tahun 2014, Prabowo Subianto terbukti terlibat dalam kasus penculikan aktivis 1998.
Baca Juga: Prabowo Bakal Gagal Sulap Singkong Jadi Bensin
"Prabowo terbukti terlibat penculikan. Ini kata Panglima ABRI yang memecat Prabowo. Pengangkatan Prabowo jadi Jenderal Bintang Empat, entah oleh TNI atau Jokowi.. Itu pencucian dosa. Manipulasi sejarah," ucap Muhlis, dikutip populis.id dari akun X pribadinya, Senin (1/3).
Prabowo terbukti terlibat penculikan. Ini kata Panglima ABRI yg memecat Prabowo.
— muchlis a rofik (@muchlis_ar) February 29, 2024
Pengangkatan Prabowo jadi Jenderal Bintang Empat, entah oleh TNI atau Jokowi..
Itu pencucian dosa. Manipulasi sejarah. pic.twitter.com/GqKsgwCkVz
Sebelumnya, mantan Panglima ABRI Jenderal TNI (Purn) Wiranto menilai istilah pemberhentian tidak hormat atau dipecat terhadap Prabowo Subianto tidak relevan untuk diperdebatkan, karena substansi penyebabnya keluar dari militer yang penting.
"Diberhentikan dengan hormat atau tidak dengan hormat tidak lagi relevan diperdebatkan. Terpulang kepada masyarakat membuat istilah. Jangan terjebak istilah, tapi substansi," kata Wiranto saat jumpa pers di Jakarta, Kamis (19/6/2014), dikutip dari Kompas.
Wiranto menyampaikannya ketika diminta penjelasan apakah Prabowo diberhentikan dengan hormat atau dipecat dari ABRI.