Pengamat politik Adi Prayitno terlihat takjub dengan 3 ucapan Presiden Joko Widodo mengenai hasil Pemilu 2024 yang diungkapkan Deputi Politik 5.0 TPN Ganjar-Mahfud, Andi Widjajanto.
Pasalnya 2 hal yang disampaikan Jokowi yang diungkap Andi sudah terbukti, yaitu kemenangan Prabowo Subianto di Pilpres 2024 dan turunnya suara PDIP di Pileg. "Orang ini dahsyat perkatannya. Akurat 1000 persen. 2 hal sudah terbukti," ucapnya.
Hanya tersisa satu pernyataan Jokowi yang belum terbukti, yaitu lolosnya PSI di DPR. "Tinggal pernyataan partai yang lolos parlemen kita tunggu. Bener apa kagak. Tanda-tandanya mulai terlihat. Mari gelar tikar," Imbuh Adi, dikutip populis.id dari akun X pribadinya, Senin (4/3).
Orang ini dahsyat perkatannya. Akurat 1000 persen. 2 hal sdh terbukti. Tinggal pernyataan partai yg lolos parlemen kita tunggu. Bener apa kagak. Tanda2nya mulai terlihat. Mari gelar tikar ???? pic.twitter.com/SRRHNxDWv7
— Adi Prayitno (@Adiprayitno_20) March 3, 2024
Sebelumnya, Deputi Politik 5.0 TPN Ganjar-Mahfud, Andi Widjajanto mengungkapkan tiga hal yang pernah disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) kepadanya terkait Pemilu 2024.
Andi mengatakan Jokowi pernah menyampaikan kepadanya bahwa Prabowo pasti menang di Pilpres 2024, dan juga menyebut PSI akan lolos ke DPR, lalu suara PDIP pada Pileg akan turun.
Jokowi, kata Andi, menyampaikan 3 hal tersebut sebelum putra sulungnya, Gibran Rakabuming Raka dideklarasikan sebagai cawapres dari Prabowo, yang diusung Koalisi Indonesia Maju.
"Kira-kira, Prabowo pasti menang, lalu PSI akan masuk parlemen, lalu yang nomor 3 suara PDI Perjuangan akan turun," kata Andi Dalam Podcast Political Show CNN Indonesia, dikutip.
Ia mengaku tidak mempermasalahkan perkataan Jokowi yang menyebut Prabowo pati menang dan PSI lolos parlemen, namun yang membuatnya kaget adalah Jokowi mengatakan suara PDIP akan turun. "Ketika Pak Jokowi mengatakan suara PDI Perjuangan turun, di situ saya masalah," ujarnya.
Pasalnya Jokowi menyatakannya saat bersatutus sebagai kader PDIP, namun Andi hanya memilih diam. "Saya mengatakan, 'loh Bapak masih kader, dalam hati ya, bapak masih kader kenapa kemudian membuat rencana untuk menurunkan suara partai sendiri'. Saya diam saja, mendengar, selesai, saya pulang cenderung tidak mengatakan apa-apa," ucapnya.