"Tapi ada satu isi, di mana di situ sangat mengecoh kalau Saudara tidak hati-hati, yaitu Gubernur DKI semula dipilih oleh presiden langsung karena daerah khusus," lanjut Manfud.
Ia merasa hal tersebut berpotensi menciptakan kronisme baru dan merupakan akal-akalan serta cawe-cawe presiden dalam menentukan pemimpin untuk Ibu Kota.
"Masyarakat [jika] tidak setuju, maka kesepakatan sementara itu nanti Gubernur DKI itu akan dipilih dua nama oleh DPR dan diserahkan kepada presiden, presiden menentukan satu. Ini bisa berpotensi kronisme lagi," tutur Mahfud.