Demokrasi di Mata Prabowo Melelahkan, Kacau, dan Sangat Mahal

Demokrasi di Mata Prabowo Melelahkan, Kacau, dan Sangat Mahal Kredit Foto: isitimewa

Jurnalis senior Muchlis A Rofik menilai demokrasi di mata  calon presiden (capres) nomor urut dua dari Koalisi Indonesia Maju Prabowo Subianto adalah melelahkan, kacau, dan sangat mahal.

Muchlis berpendapat demikian melihat Prabowo Subianto yang mengatakan demokrasi sangat melelahkan, kacau, dan sangat mahal berdasarkan pengalamannya serta setelah mengikuti 5 kali pemilu.

Baca Juga: Rocky Gerung Duga Banyak yang Berupaya Masuk Kabinet Prabowo Lewat Belakang

"Demokrasi di mata dia: melelahkan. kacau. sangat mahal.. siap-siap..," ucap peneliti Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) itu, dikutip populis.id dari akun X pribadinya, Selasa (5/3).

Sebelumnya, capres nomor urut dua dari Koalisi Indonesia Maju Prabowo Subianto bersaksi bahwa demokrasi berdasarkan pengamalan yang dialaminya sangat melelahkan, sangat kacau, dan sangat mahal.

"Kita telah melakukan beberapa pemilu [Sejak 1955-2024]. Saya akan mengatakan pemilihan langsung. Saya memiliki banyak pengalaman dalam partisipasi dalam pemilu ini," kata Prabowo, dikutip dari Kumparan.

"Saya berpartisipasi dalam lima pemilihan umum. Dan izinkan saya bersaksi, demokrasi itu benar-benar sangat melelahkan. Demokrasi sangat, sangat kacau, demokrasi sangat, sangat mahal," sambungnya.

Untuk diketahui, pada 2004 Prabowo mengikuti konvensi capres yang diadakan Partai Golkar, dan kemudian pada Pilpres 2009 dirinya menjadi cawapres dari Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.

Selanjutnya Prabowo menjadi capres berpasangan dengan Hatta Rajasa pada Pilpres 2014, lalu pada Pilpres 2019 Prabowo kembali menjadi capres berpasangan dengan Sandiaga Uno, dan di Pilpres 2024, Prabowo juga menjadi capres berpasangan dengan Gibran Rakabuming Raka.

Terkait

Terpopuler

Terkini