Pegiat media sosial Jhon Sitorus menilai tindakan yang dilakukan Penjabat Gubernur (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono untuk Ibu Kota menunjukkan gambaran awal Indonesia di 2024-2029.
Karena menurut Jhon, pencabutan Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul (KJMU) yang dilakukan Heru Budi merupakan bagian dari upaya mengalihkan anggaran pada sektor lain, dan mendukung visi paslon nomor urut dua Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Baca Juga: Jakarta Korban Ambisi Buta Anies Baswedan Menjadi Presiden
"Heru Budi Hartono hari ini adalah gambaran awal Indonesia di 2024-2029. KJMU yang dibatalkan untuk ribuan pelajar ini adalah bagian dari upaya pengalihan anggaran ke sektor lain. Ini sekaligus satu visi dengan Prabowo Gibran, MENGENYANGKAN bangsa, bukan mencerdaskan bangsa," ucapnya, dikutip populis.id dari akun X pribadinya, Kamis (7/3).
Heru Budi Hartono hari ini adalah gambaran awal Indonesia di 2024-2029
— Jhon Sitorus (@Miduk17) March 6, 2024
KJMU yang dibatalkan untuk ribuan pelajar ini adalah bagian dari upaya pengalihan anggaran ke sektor lain
Ini sekaligus satu visi dengan Prabowo Gibran, MENGENYANGKAN bangsa, bukan mencerdaskan bangsa pic.twitter.com/yOLopFfH4h
Sebelumnya, Anggota Komisi E DPRD DKI Jakarta, Ima Mahdiah mengungkapkan bahwa Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono memangkas penerima Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul (KJMU) dari semula 19.000 orang menjadi 7.000 orang.
Ia menegaskan KJMU menjadi hak mahasiswa menyelesaikan pendidikan hingga rampung, sehingga tidak perlu mendaftarkan diri kembali sebagai penerima KJMU pertahunnya.
"Karena logikanya, orang yang dapat KJMU itu sudah harus sampai tuntas, dia enggak perlu pendaftaraan tiap tahun. Bukan di tengah jalan dipotong," ucap Ima., dikutip dari Tirto.
Namun sekarang sebagian besar penerima KJMU malah dicabut Heru Budi melalui Pemprov DKI Jakarta, sehingga menurutnya Pj Gubernur DKI Jakarta itu tidak memiliki kepekaan terhadap masyarakat kelas menengah ke bawah.