Sekretaris Departemen IV DPP Partai Demokrat Hasbil Mustaqim Lubis menilai mudah bagi capres nomor urut tiga Ganjar Pranowo membantah menerima gratifikasi di Bank Jateng kepada media.
Hasbil berharap bantahan Ganjar Pranowo menerima gratifikasi di Bank Jateng berdasarkan realita, dan memintanya untuk tidak melakukan negosiasi politis terkait kasus tersebut.
Baca Juga: Rocky Gerung Nilai Prabowo Bersikap Kesatria Jika Dorong Hak Angket
"Ke media gampanglah membantahnya pak @ganjarpranowo, ya semoga aja yang anda bantah sesuai dengan kebenarannya. Tapi nanti jangan ada negoisasi yang bersifat politis terkait kasus ini ya pak, bisa?" ucapnya, dikutip populis.id dari akun X pribadinya, Kamis (7/3).
Ke media gampanglah membantahnya pak @ganjarpranowo , ya semoga aja yg anda bantah sesuai dgn kebenarannya. Tapi nanti jangan ada negoisasi yang bersifat politis terkait kasus ini ya pak, bisa? ???? pic.twitter.com/UaVXKuZAE2
— Hasbil Mustaqim Lubis (@Hasbil_Lbs) March 6, 2024
Sebelumnya, capres nomor urut tiga Ganjar Pranowo membantah menerima gratifikasi di Bank Jateng seperti yang dilaporkan Indonesia Police Watch (IPW) kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
"Saya tidak pernah menerima pemberian/gratifikasi dari yang dia tuduhkan," kata Ganjar saat dihubungi, Rabu (6/3/2024), dikutip dari Detik.
Namun mantan Gubernur Jateng itu tidak menjelaskan lebih lanjut.
Seperti diketahui, IPW melaporkan Ganjar ke KPK bersama satu orang lain, yakni Direktur Utama BPD Jateng periode 2014-2023 berinisial S ke KPK.
Ketua IPW Sugeng Teguh Santoso mengatakan bahwa laporan itu atas dugaan penerimaan cashback dari perusahaan asuransi. Nilai dugaan gratifikasi atau suap itu mencapai lebih dari Rp 100 miliar.
"IPW melaporkan dugaan tindak pidana korupsi gratifikasi dan atau suap penerimaan cashback beberapa perusahaan asuransi kepada Dirut Bank Jateng (inisial S) dan juga pemegang saham kendali Bank Jateng Ganjar Pranowo (GP) diperkirakan terjadi sejak 2014 sampai dengan 2023," katanya, dikutip dari Republika.