Juru Bicara Tim Pemenangan Nasional Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN), Muhammad Said Didu mengungkapkan bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi orang kuat karena tega memanfaatkan kewenangannya sebagai kepala negara demi kepentingan pribadi serta kelompok.
Jokowi melakukannya dengan mengabaikan kepentingan rakyat, sehingga menurut Said Didu menyebabkan negara semakin kacau, salah satunya hukum dijadikan sebagai alat tawar menawar.
Baca Juga: Ditolak Timnas AMIN, Ini yang Terjadi Jika Kemenangan Prabowo-Gibran di 19 Provinsi Dibiarkan
"Presiden Jokowi menjadi orang kuat karena tega memanfaatkan kewenangan yang dimiliki untuk kepentingan diri, keluarga dan kelompoknya dengan mengabaikan kepentingan rakyat," ungkapnya.
"Faktanya: rakyat makin susah, negara makin berutang, hukum untuk bargaining, jabatan sebagai hadian agar mau mendukung, dll," imbuhnya, dikutip populis.id dari akun X pribadinya, Jumat (15/3).
Presiden Jokowi menjadi orang kuat krn tega memanfaatkan kewenangan yg dimiliki utk kepentingan diri, keluarga dan kelompoknya dg mengabaikan kepentingan rakyat.
— Muhammad Said Didu (@msaid_didu) March 14, 2024
Faktanya : rakyat makin susah, negara makin berutang, hukum utk bargaining, jabatan sbg hadian agar mau mendukung dll.
Sementara itu, pegiat media sosial Lis Turyanto merasa tanpa aksi brutal Presiden Joko Widodo (Jokowi) pasangan calon (paslon) nomor urut dua dari Koalisi Indonesia Maju Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka akan sulit menang di Pilpres 2024.
Aksi brutal Jokowi yang dimaksud Lis adalah pembagian bantuan sosial (bansos) dan pengerahan aparat untuk memenangkan Prabowo-Gibran di Pilpres 2024. "Jadi bisa dikatakan tanpa aksi brutal Pak Jokowi ini bakal sulitlah buat paslon nomor urut dua buat bisa menang Pilpres," ucapnya.
Untuk diketahui, LSI merilis survei terbaru yang dilakukan pada 19-21 Fberuari 2024 mengenai korelasi antara penerima bantuan sosial (bansos) pemerintah dengan dukukungan terhadap kandidat di Pilpres 2024.
Hasil survei menunjukkan 24,8 persen responden mengaku menerima bansos dari pemerintah, dari jumlah tersebut, 69,3 persen mengaku mencoblos paslon nomor urut dua Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.