Kritikus Faizal Assegaf mengungkapkan bahwa Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Demokrat seolah mulai menyusun jarak dari dinasti politik Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Pasalnya Partai Golkar, menurut Faizal, memberikan gambaran perlawanan terhadap Jokowi dengan menolaknya menjadi ketua umum menggantikan Airlangga Hartarto pada Musyawarah Nasional (Munas) Desember mendatang.
Baca Juga: Pelan-pelan Prabowo Terkesan Main Mata dengan Oposisi
"Penolakan di internal Golkar atas manuver Jokowi yang ingin mengambil alih partai tersebut, setidaknya memberi gambaran perlawanan. Seolah Golkar dan bahkan PAN dan Demokrat mulai menyusun jarak dari dinasti politik Jokowi," ungkapnya.
Kubu oposisi juga melakukan hal demikian, terlihat dari para demonstran yang nyaris tidak menyerang capres pemenang Pilpres 2024 Prabowo Subianto, namun mengarahkan aksinya terhadap Jokowi serta putra sulungnya, Gibran Rakabuming Raka.
"Asbab yang juga tak beda dengan kubu oposisi, di mana para demonstran nyaris tidak menyerang Prabowo. Tapi hampir disemua arena aksi massa, Jokowi dan Gibran menjadi fokus kemarahan rakyat," ujarnya, dikutip populis.id dari akun X pribadinya, Jumat (22/3).
??
— Faizal Assegaf (@faizalassegaf) March 21, 2024
Anies & Ganjar ke MK,
Bidik Jokowi & Gibran…"
Faizal Assegaf (kritikus)
Hampir dapat dipastikan kubu Anies dan Ganjar berjuang di Mahkamah Konstitusi untuk membidik dinasti Jokowi. Bocoran ihwal itu menjadi perbincangan serius.
Menariknya, pelan-pelan Prabowo terkesan… pic.twitter.com/QAzSTfCWQj
Sebelumnya, Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Golkar Melchias Markus Mekeng menyebut Presiden Joko Widodo (Jokowi) belum bisa mejadi ketum dari partainya pada tahun jika mengikuti aturan dalam AD/ART.