Makan Siang Gratis dan IKN Akan Jadi Titik Konflik Prabowo Maupun Gibran dengan Jokowi

Makan Siang Gratis dan IKN Akan Jadi Titik Konflik Prabowo Maupun Gibran dengan Jokowi Kredit Foto: ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat

Pengamat politik Rocky Gerung menilai program makan siang gratis dan pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) akan menjadi titik konflik antara Presiden terpilih Prabowo Subianto maupun Wapres terpilih Gibran Rakabuming Raka dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Pasalnya menurut Rocky Gerung, Prabowo Subianto akan memilih menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk program makan siang gratis daripada pembangunan IKN yang selama ini dikerjakan Jokowi.

Baca Juga: Drama Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto dengan Gibran Semakin Ngawur

"Jadi kelihatannya Prabowo akan memilih bahwa lebih populis APBN itu dipakai untuk membiayai makan siang gratis daripada membiayai kemewahan Jokowi di IKN, itu juga yang akan jadi titik konflik antara Prabowo dan Jokowi atau bahkan Jokowi dan Gibran," ucapnya, dikutip populis.id dari YouTube Rocky Gerung Official, Senin (1/4).

Rocky pun mengingatkan Gibran yang pernah menyatakan IKN akan dilanjutkan, sedangkan Prabowo terlihat sebaliknya melalui pernyataan Mantan Gubernur Bank Indonesia 1993-1998, Prof. Soedrajad Djiwandono.

"Karena Gibran sudah dari pagi-pagi hari menyatakan 'tidak, IKN masih akan dilanjutkan', tetapi Prabowo sudah memutuskan melalui suara Soedradjad Djiwandono yang juga adalah petinggi Gerindra bahwa yang akan dipilih adalah makan siang gratis, selesai di situ tuh," tandasnya.

Sebelumnya, Mantan Gubernur Bank Indonesia 1993-1998, Prof. Soedrajad Djiwandono mengungkapkan pandangannya mengenai sejumlah program Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, seperti makan siang gratis hingga pembangunan IKN di Kalimantan Timur.

Ia berpendapat bahwa makan siang gratis merupakan program yang penting untuk mengatasa permasalahan gizi di Indonesia, seperti stunting. "Saya kira iya, masalah stunting itu sesuatu yang benar-benar terjadi di masyarakat kita dan kita tidak bisa memperbaikinya jika sudah terlambat," kata Soedrajad dalam program ROSI Kompas TV, Kamis (28/3/2024), dikutip dari Kompas TV.

Kemudian ketika ditanya mengenai IKN, Soedrajad mengatakan jika belum mampu maka sebaiknya tidak dilakukan, karena banyak yang harus dibangun. "Ya kalau untuk itu ya belum dong, karena yang harus dibangun begitu banyaknya, mulai dari nol, kok," ucapnya.

Selanjutnya
Halaman

Terkait

Terpopuler

Terkini

Populis Discover