Pengamat politik Rocky Gerung menilai kesalahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) adalah memusuhi Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dari awal.
Karena saat keduanya bergabung, pengaruh SBY terhadap Presiden terpilih Prabowo Subianto sangat signifikan, dan Jokowi sebelumnya tidak memprediksi variabel tersebut, sehingga kini terjebak.
Baca Juga: SBY Akan Berperan Aktif di Kabinet Prabowo untuk Dua Hal
"Jokowi juga mengerti bahwa pengaruh SBY pada Prabowo itu sangat signifikan, dan kesalahan Jokowi adalah dia memusuhi SBY dari awal tuh, dan itu terjebak lagi di situ ketika SBY akhirnya berpihak pada Prabowo," ucapnya, dikutip populis.id dari YouTube Rocky Gerung Official, Selasa (2/4).
"Kan Jokowi menganggap SBY tidak akan berpihak pada Prabowo karena ada problem-problem yang mungkin subjektif antara Prabowo dan SBY, tapi SBY adalah seorang taktikus yang mengerti bahwa jebakan ini akan dia atasi itu," imbuhnya.
Sementara diketahui, pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka meraih suara tertinggi untuk pemilihan presiden (pilpres). Pasangan dengan nomor urut 2 itu meraih 96.214.691 suara atau 58,58 persen.
Hal tersebut berdasarkan penetapan hasil pemilihan umum (pemilu) 2024 yang dilakukan Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada Rabu (20/3/2024) malam, dan tertuang dalam Keputusan KPU Nomor 360 Tahun 2024.
Sementara pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar meraih 40.971.906 suara atau 24,94 persen. Sedangkan pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD meraih 27.040.878 suara atau 16,46 persen.
