Jurnalis senior Hersubeno Arief menilai pertimbangan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) untuk masuk ke dalam kabinet Presiden terpilih Prabowo Subianto tidak sederhana karena mempunyai perhitungan sendiri, termasuk pembalasan Megawati Soekarnoputri kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Dan menurut pria yang akrab disapa Hersu itu, Prabowo Subianto dan anggota kubunya paham yang penting bagi pemerintahan ke depan bukan Jokowi, namun PDIP, sehingga ngebet untuk memasukannya ke dalam pemerintahan.
Baca Juga: Kini Publik Melihat Jokowi Hanya Tukang Kayu yang Dapat Kesempatan Jadi Presiden
"Kelihatannya kan ini kalau semangatnya Pak Prabowo tentu saja ingin merangkul semua kekuatan dan kita bisa membaca bahwa dari ngebetnya mereka untuk menarik PDIP ke pemerintahan itu karena mereka paham sekali bahwa ke depan itu bukan Jokowi yang penting tapi justru PDIP," ucapnya.
"Tetapi PDIP kelihatannya ini pertimbangannya juga tidak sederhana masuk dalam kabinet karena mereka punya kalkulasi-kalkulasi sendiri termasuk yang kalau tadi Anda sebut retaliasi dari Israel ke Iran, ini ada ke Ibu Mega ke Pak Jokowi kan begitu," imbuhnya, dikutip populis.id dari YouTube Rocky Gerung Official, Rabu (17/4).
Sementara itu, Pendiri Lembaga Survei Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (KedaiKOPI), Hendri Satrio, menilai Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri akan bertemu dengan presiden terpilih, Prabowo Subianto, usai putusan Mahkamah Konstitusi (MK) keluar. Saat ini, MK tengah menyidangkan mengenai sengketa Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) Pilpres 2024.
Menurut Hendri, bila sudah berhasil bertemu, Prabowo dapat menjembatani pertemuan antara Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Megawati yang hubungannya saat ini tidak baik. "Rekonsiliasi kebangsaan bisa terjadi. Tetapi kalau koalisi akan melihat perkembangan-perkembangan terakhir. Ibu Megawati dan Prabowo tidak ada masalah," kata Hendri, Senin (15/4/2024), dikutip dari Republika.