Pegiat media sosial Tifauzia Tyassuma atau akrab disapa Dokter Tifa menilai China tidak mau dengan Indonesia yang mempunyai penduduk ber-IQ rendah dan bergantung pada bansos dari pemerintah.
Sehingga menurut Dokter Tifa, akan menyebabkan Indonesia hancur secara de facto, bukan bubar secara de jure seperti prediksi yang disampaikan Presiden terpilih Prabowo Subianto sebelumnya, karena kemungkinan kerja sama dengan China akan berakhir setelah kekayaan alam berhasil dikeruk.
Baca Juga: Pihak Kalah dalam Sengketa Pilpres 2024 Ingin Dapat Posisi di Pemerintahan Prabowo-Gibran
"Indonesia Bubar 2030 seperti prediksi Prabowo?. Tidak bubar secara de jure. Tapi hancur secara de facto. Karena RRC ogah punya provinsi yang penduduknya IQ58 & tukang ngemis Bansos. Yang berharga dari negara ini hanya tanah & alamnya. Penduduknya biar saja mati kelaparan & saling bunuh," ucapnya, dikutip populis.id dari akun X pribadinya, Selasa (23/4).
Indonesia Bubar 2030 spt prediksi Prabowo?.
— Dokter Tifa (@DokterTifa) April 22, 2024
Tidak bubar scr de jure.
Tapi hancur scr de facto.
Krn RRC ogah punya provinsi yg penduduknya IQ58 & tukang ngemis Bansos.
Yg berharga dr negara ini hanya tanah & alamnya.
Penduduknya biar saja mati kelaparan & saling bunuh.
Untuk diketahui, pada Maret 2018, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menjelaskan isi pidatonya tentang Indonesia bubar pada 2030. Prabowo menjelaskan, pidatonya mengutip prediksi para ahli di luar negeri.
"Jadi, itu ada tulisan dari luar negeri. Banyak pembicaraan seperti itu di luar negeri," kata Prabowo kepada wartawan, setelah menjadi pembicara kunci dalam acara "Wadah Global Gathering" di Jakarta, Kamis (22/3), dikutip dari Republika.
Prabowo mengatakan, di luar negeri ada yang namanya scenario writing. Scenario writing itu, kata dia, bentuknya mungkin novel, tetapi ditulis oleh ahli-ahli intelijen strategis. "You buka dong. You buka, baca, belum kan?" ujarnya.
Mantan danjen Kopassus itu mengaku, tujuannya menyampaikan kajian para ahli intelijen luar negeri itu agar semua pihak waspada, tidak menganggap enteng persoalan-persoalan. Karena, menurut dia, dari awal lahirnya Indonesia, banyak yang iri dengan kekayaan alam Indonesia.