Warta Ekonomi Gelar Talkshow Mencari Solusi Biaya Medis yang Terus Naik

Warta Ekonomi Gelar Talkshow Mencari Solusi Biaya Medis yang Terus Naik Kredit Foto: Istimewa

Warta Ekonomi mengadakan talkshow bertema "Mencari Solusi di Tengah Biaya Medis yang Terus Naik dari Perspektif Rumah Sakit, Farmasi, dan Asuransi" di The Sultan Hotel and Residence Jakarta, pada Selasa (2/7/2024). Acara ini didukung oleh Prudential Life Indonesia, BRI Life Insurance, dan Astra International Tbk.

Muhamad Ihsan, CEO sekaligus Pemimpin Redaksi Warta Ekonomi, membuka acara ini dengan sambutan yang menyoroti pentingnya mencari solusi untuk berbagai permasalahan bisnis dan ekonomi, termasuk kenaikan biaya medis. 

Baca Juga: Aneh Jokowi Bingung Masalah Air Bersih di IKN

"Biaya pengobatan naik lebih tinggi daripada inflasi umum. Menurut survei Global Medical Trend 2024 yang dirilis Willis Towers Watson, terjadi kenaikan signifikan terhadap biaya medis global pada tahun 2023, dari 7,4% menjadi 10,7%," kata Ihsan. 

Ia juga menyebutkan bahwa gejolak nilai tukar dolar turut mempengaruhi biaya kesehatan karena tingginya komponen impor dalam biaya kesehatan.

Prastuti Soewondo, Staf Khusus Menteri Bidang Pelayanan Kesehatan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI, sebagai keynote speaker, menjelaskan usaha Kementerian Kesehatan dalam memproduksi belanja kesehatan yang akurat melalui skema National Health Account dari WHO dan OECD. 

"Pada tahun 2014, belanja BPJS sebesar 47 triliun meningkat menjadi hampir 167 triliun pada tahun 2023. Sementara itu, asuransi kesehatan swasta naik dari 10,2 triliun menjadi 30,7 triliun pada periode yang sama," ungkap Prastuti.

Ia juga memaparkan bahwa pembiayaan kesehatan di Indonesia masih rendah, hanya sekitar 3,7i PDB. Mayoritas dana asuransi kesehatan sosial digunakan untuk perawatan di rumah sakit (84%), sementara klaim asuransi kesehatan swasta meningkat lebih tinggi daripada preminya sejak tahun 2022. Pengeluaran out-of-pocket mencapai 175 triliun, dengan mayoritas dana digunakan untuk biaya rumah sakit.

Untuk mengatasi masalah ini, Kementerian Kesehatan berupaya memperkuat fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) dengan menyediakan dokter, obat, dan alat-alat yang diperlukan. Transformasi kesehatan juga melibatkan skrining massal, pengobatan penyakit di FKTP, dan telemedicine untuk menjangkau masyarakat yang jauh.

Selanjutnya
Halaman

Terkait

Terpopuler

Terkini

Populis Discover