Ekonomi Indonesia saat ini masih berdaya tahan di tengah meningkatknya ketidakpastian global. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan pertumbuhan ekonomi triwulan I 2024 sebesar 5,11% (yoy), meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya sebesar 5,04% (yoy). Ke depan, pertumbuhan ekonomi 2024 diprakirakan tetap kuat dalam kisaran 4,7-5,5% (yoy) didukung oleh permintaan domestik, terutama dari berlanjutnya pertumbuhan konsumsi dan investasi bangunan sejalan dengan berlanjutnya pembangunan Proyek Strategis Nasional (PSN).
Pertumbuhan ekonomi yang meningkat pada triwulan I 2024 didukung oleh permintaan domestik yang lebih tinggi. Konsumsi rumah tangga tumbuh sebesar 4,91% (yoy) seiring dengan pelaksanaan Pemilu 2024, hari libur nasional, dan cuti bersama. Konsumsi Lembaga Nonprofit yang Melayani Rumah Tangga (LNPRT) tumbuh tinggi sebesar 24,29% (yoy) didorong oleh aktivitas penyelenggaraan Pemilu 2024 dan momen Ramadan.
Baca Juga: Kenapa Parpol Rela Kehilangan Kursi Kabinet Prabowo Demi Usung Anies di Jakarta?
Menurut CEO dan Chief Editor Warta Ekonomi Group Muhamad Ihsan, Dinamika ekonomi global dan nasional yang fluktuatif, tingginya resiko ketidakpastian dan potensi pemulihan ekonomi di pertumbuhan ini menjadi momentum terbaik untuk perusahaan senantiasa bergerak dengan inisiasinya menyelaraskan Sustainable Development Goals (SDGs).
“Keberlanjutan ini dapat menjadi sumber keunggulan kompetitif yang konsisten. Di tahun ini Indonesia menempati peringkat 78 dari 167 negara, dengan 2 poin unggulan di sosial yakni Penurunan Kemiskinan dan Peningkatan Pendidikan Berkualitas; 2 poin unggulan di lingkungan yakni Pengelolaan Produksi yang Bertanggung Jawab dan Penanganan Perubahan Iklim,” ungkapnya saat memberikan opening speech di acara penghargaan Indonesia’s Top Green Leaders Awards 2024 yang diselenggarakan oleh Warta Ekonomi di Hotel Sultan, Jakarta (30/7/2024).
Orientasi hijau sebagai suatu pertumbuhan berkelanjutan yang dapat dihasilkan dengan konsistensi penerapan ESG oleh perusahaan. Tujuan implementasi net zero menciptakan peluang dan tantangan bagi berbagai sektor perusahaan. Transisi energi dengan tujuan implementasi net zero membutuhkan investasi yang cukup besar, namun nilai bisnis berbagai sektor perusahaan tetap mengusahakan orientasi hijau di setiap program tanggung jawab sosial dan lingkungan maupun setiap produk dan jasa yang diciptakan. Implementasi tersebut erat dengan hadirnya peran pemimpin mencapai orientasi hijau serta transformasi ESG yang sukses dan berkelanjutan, selanjutnya tetap memastikan pertumbuhan margin yang sehat bagi perusahaan. Harapannya perusahaan senantiasa dapat mengurangi jejak karbon, peningkatan kelestarian lingkungan dan memprioritaskan pertumbuhan hijau.
Hadir sebagai pembicara kunci, Tasdiyanto selaku Staf Ahli Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Bilang Ekonomi Sumber Daya Alam Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI menuturkan jika Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI memprediksi potensi perdagangan karbon di Indonesia mencapai Rp. 350 triliun, lantaran Indonesia mampu menyerap sekitar 113,18 gigaton karbon. Nilai tersebut diperoleh dari luasnya hutan hujan tropis yang merupakan terbesar ketiga dunia dengan luas area 125,9 juta hektar yang mampu menyerap emisi karbon sebesar 25,18 miliar ton. Sementara itu, menurut Indonesia Carbon Trade Association/IDCTA, 2023; Potensi ekonomi karbon di Indonesia mencapai 565,9 miliar USD, atau sekitar Rp. 8.488 triliyun.
“Potensi ekonomi dari bidang lingkungan hidup dan sumber daya alam, sangat besar bagi perekonomian Bangsa Indonesia. Hasil perhitungan nilai alam (nature valuation) yang sedang dilaksanakan World Bank pada tahun 2024 ini, untuk jasa lingkungan sebagai tempat wisata obyek hutan mencapai 401,5 juta USD, atau setara dengan 6,5 Triliun Rupiah,” kata Tasdiyanto.
Dia juga mengatakan sudah saatnya perekonomian bergeser dari ekonomi konvensional ke ekonomi regeneratif. “Dengan modal kekayaan alam dan pemanfaatan jasa lingkungan yang baik, bangsa Indonesia pantas optimis menjadi negara maju yang sejahtera dan sekaligus memiliki lingkungan hidup yang baik. Ekonomi dan ekologi niscaya maju bersama,” lanjutnya.
Saat ini, dengan menganalisa adanya komitmen dan keselarasan usaha orientasi hijau dalam berbagai faktor kegiatan bisnis oleh perusahaan, Warta Ekonomi memberikan penghargaan setinggi-tingginya kepada pemimpin perusahaan dari berbagai sektor industri yang memiliki komitmen kuat untuk menerapkan orientasi hijau dalam kegiatan perusahaannya melalui Indonesia's Top Green Leaders Award 2024.
Penghargaan ini merupakan penghargaan lima tahun sekali yang diberikan Warta Ekonomi kepada perusahaan dari berbagai sektor industri. Tema “Green Orientation and Sustainability Initiatives with Progressive Movements” dipilih karena melihat peningkatan komitmen perusahaan untuk mengimplementasikan orientasi hijau dan inisiatif keberlanjutan dari pergerakan yang progresif. Adapun daftar penerima penghargaan tersebut adalah:
1. CEO Indonesia Clearing House/Indonesia Climate Exchange (Bp. Megain Widjaja) sebagai Indonesia Green Leader for Green Orientation in Developing Regional Carbon Trading Collaboration
2. Presiden Direktur PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (Bp. Garibaldi Thohir) sebagai Indonesia Green Leader for Green Orientation in Improving Emvironmental Performance through Sustainable Business Operation