Mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan beruntung tidak jadi mencalonkan diri sebagai gubernur di pemilihan kepala daerah (Pilkada) Jawa Barat (Jabar) 2024 setelah digadang-gadang akan diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
Pasalnya menurut pegiat media sosial Denny Siregar, jika jadi mencalonkan diri Pilkada Jabar, Anies Baswedan akan dianggap merendahkan diri hanya karena gila kekuasaan, sehingga dibantai dengan kejam oleh netizen.
Baca Juga: Bukan Mulyono yang Harus Disalahkan Atas Batalnya Anies Maju di Jakarta dan Jabar, Tapi Megawati
"Dan saya menunggu sampai detik-detik terakhir di Jawa Barat, apakah memang Anies jadi mencalonkan di Jawa Barat, untungnya enggak jadi," ungkapnya, dikutip dari YouTube 2045 TV, Sabtu (31/8).
"Karena saya kebayang bagaimana kejamnya netizen Indonesia membantai Anies karena dianggap merendahkan diri serendah-rendahnya hanya karena dia seperti orang yang gila kekuasaan," imbuhnya.
Selain itu juga Anies akan kehilangan pendukungnya karena dianggap tak jauh berbeda dengan politisi lain. "Dan kalau Anies jadi di Jawa Barat maka pendukungnya pasti banyak yang akan lari karena mereka menganggap Anise sama saja dengan banyak politisi lainnya yang hanya mengejar jabatan," tandasnya.
Sebelumnya, Juru Bicara (Jubir) Anies Baswedan, Sahrin Hamid menyatakan Anies Baswedan batal maju di Pilkada Jawa Barat (Jabar). Dirinya menyampaikan mantan Gubernur DKI Jakarta itu berterima kasih atas tawaran partai politik (parpol) yang ingin mengusungnya.
"Pertama, Mas Anies mengucapkan terima kasih atas tawaran parpol yang meminta maju di Jawa Barat. Dan sudah diputuskan bahwa Mas Anies tidak maju di Pilkada Jawa Barat," kata Sahrin, Kamis (29/8/2024), dikutip dari Liputan 6.
Sementara itu, Sahrin membenarkan Anies ditawari salah satu parpol untuk maju di Pilkada Jabar, tapi ia tidak mengucapkan secara gamblang parpol yang dimaksud, ia hanya menyebut partai terkait sudah memenuhi syarat pencalonan.
"Jadi yang pertama soal Jawa Barat, jadi kami ingin sampaikan bahwa memang betul ada permintaan secara khusus dari salah satu partai politik," kata Sahrin kepada wartawan di Jakarta, Kamis (29/8/2024).