Pemerintah Kabinet Merah Putih memiliki program prioritas yang fokus pada swasembada pangan, swasembada energi, dan hilirisasi, Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) akan berperan aktif dalam mendukungnya.
Tiga program prioritas Kementerian Perdagangan (Kemendag) telah ditetapkan untuk mendukung program prioritas pemerintah tersebut, antara lain pengamanan pasar dalam negeri, perluasan ekspor, dan mendorong usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) BISA (Berani, Inovasi, Siap Adaptasi) ekspor.
Baca Juga: Produk Pangan Olahan Indonesia Berpeluang Penuhi Kebutuhan Pangan di Spanyol Akibat Badai DANA
Salah satu instrumen Bappebti untuk mendukung ketiga program adalah optimalisasi Sistem Resi Gudang (SRG).
“Bappebti berkomitmen mendukung penuh program prioritas pemerintah, salah satunya melalui optimalisasi SRG yang merupakan instrumen Perdagangan Berjangka Komoditas (PBK). SRG bertujuan untuk menjaga pasar atas produk/komoditas yang disimpan di gudang SRG, sehingga dapat memiliki nilai lebih bagi masyarakat baik petani, petambak, nelayan, maupun pekebun,” jelas Kasan, dikutip dari siaran pers Kementerian Perdagangan (Kemendag), Minggu (3/11).
Saat ini, terdapat 22 jenis komoditas yang dapat menggunakan SRG berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 24 Tahun 2023 yaitu gabah, beras, jagung, kopi, kakao, lada, karet, rumput laut, rotan, garam, gambir, teh, kopra, timah, bawang merah, ikan, pala, ayam karkas beku, gula kristal putih, kedelai, tembakau, dan kayu manis.
Kasan menerangkan, pada saat terjadi gejolak penurunan harga komoditas akibat kondisi seperti panen raya, faktor cuaca ekstrim, atau gejolak harga komoditas dunia, pemilik komoditas dapat memanfaatkan gudang SRG untuk penyimpanan. Semua komoditas yang disimpan pada gudang SRG terjamin kualitasnya karena melalui uji mutu sebelum disimpan.
Gudang SRG juga memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI) sehingga mampu menjaga kualitas komoditas selama masa penyimpanan. Saat ini, terdapat 123 gudang SRG yang dibangun oleh pemerintah melalui program Kementerian Perdagangan dan 144 gudang SRG swasta yang tersebar di seluruh Indonesia. Melalui mekanisme penyimpanan tersebut, SRG akan mampu menunjang program pemerintah karena mampu mendukung stabilitas harga dan pasokan komoditas serta menjaga inflasi.
Kepala Biro Pembinaan dan Pengembangan SRG dan Pasar Lelang Komoditas (PLK), Heryono Hadi Preasetyo menjelaskan, terdapat sejumlah komoditas dari gudang SRG yang terbukti mampu menjaga inflasi, seperti gabah, beras, kedelai, bawang merah, ikan, dan gula. Di samping untuk menjaga stabilitas harga dan inflasi, penguatan SRG juga didorong untuk mendukung peningkatan ekspor nonmigas Indonesia. Dalam beberapa tahun terakhir telah berhasil dilakukan ekspor terhadap komoditas yang disimpan di gudang SRG.
Ekspor komoditas melalui SRG menunjukkan keberhasilan dalam meningkatkan daya saing produk lokal di pasar internasional. Komoditas yang telah diekspor tersebut, antara lain kopi dari SRG Subang dan Aceh, beras organik dari SRG Wonogiri, gabah dari SRG Subang, ikan dari SRG Bali, lada putih dari SRG Bangka, dan rumput laut dari SRG Makassar. Beraneka komoditas tersebut mencerminkan keragaman produk Indonesia yang diminati oleh pasar luar negeri.
Heryono melanjutkan, potensi pengembangan SRG ke depan masih sangat besar terutama untuk dimaksimalkan dalam mendukung ekspor. “Kita harus pastikan ke depan lebih banyak komoditas yang dapat diekspor dari Gudang SRG karena terjamin kualitas, kuantitas, dan kontinuitasnya,” tegasnya.