Adapun bidang teknologi yang diminati dalam business matching tersebut, antara lain manufacture execution system dengan internet of things, AR/VR untuk learning management system dan pemasaran, geospasial menggunakan drone, industri hijau pada bidang pengolahan limbah dan carbon tracking. Saat ini, teknologi startup sudah diimplementasikan baik di sektor IKM maupun industri besar, serta BUMN sepeti Petrokimia Gresik, Icon Plus, dan PT Pembangunan Perumahan (PP).
Pada bulan Oktober, Ditjen IKMA juga melaksanakan Business Matching Dekranas dalam rangkaian Kegiatan Asta Kriya Nusa 2024, yang mempertemukan antara anggota Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) dan HIPPINDO dengan 46 pelaku IKM peserta pameran Asta Kriya Nusa 2024. Hasilnya, sebanyak 12 peserta terpilih untuk melakukan display produk di Outlet Uniqlo Senayan City dan Plaza Indonesia.
“Masih di bulan Oktober, kami juga menyelenggarakan Business Matching Cosmetic Day 2024, antara HIPPINDO, BRI, Asosiasi Fintech Syariah Indonesia, dan Asosiasi Eksktrak Bahan Alam dan Rempah Indonesia (AIRINDO) dengan 53 IKM peserta Cosmetic Day. Adapun hasilnya berupa enam MoU antara pelaku IKM dan Industri Besar dan sejumlah kerjasama lain yang on progress,” sebut Riefky.
Lebih lanjut, Riefky mengatakan, dalam era yang penuh tantangan ini, kolaborasi antara berbagai sektor menjadi sangat penting. Hal ini menjadi peran strategis dalam menciptakan ekosistem yang mendukung pertumbuhan keberlanjutan industri nasional.
“Setelah Business Matching Gebyar IKMA 2024, semoga dapat mengangkat potensi – potensi kerjasama yang saling menguntungkan antarpihak, sehingga dapat memperkuat serta mendorong IKM kita untuk naik kelas,” ungkapnya.
Selain menggelar Business Matching, dalam rangkaian Gebyar IKMA 2024, juga dilaksanakan pameran untuk menampilkan berbagai produk unggulan IKM yang inovatif. Pameran digelar pada tanggal 12-17 November 2024 di Food Society dan Mosaic Walk, Mall Kota Kasablanka, Jakarta.