Biografi Sarwo Edhie Wibowo: Tokoh Militer Indonesia yang Berperan dalam Pemberantasan PKI

Biografi Sarwo Edhie Wibowo: Tokoh Militer Indonesia yang Berperan dalam Pemberantasan PKI Kredit Foto: Armed Forces of the Republic of Indonesia

Sarwo Edhie Wibowo memihak Soeharto pasca kejadian penculikan enam Jenderal, termasuk Jenderal Ahmad Yani yang menjadi sosok pendukung Edhie untuk menjadi prajurit.

Pada masa itu, para jenderal diculik dan dibawa ke Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma.

Baca Juga: Demi Cegah Kegaduhan dan Perpecahan, TVRI Tolak Putar FIlm G30S/PKI

Sementara itu, sekelompok pasukan pemberontak yang lain menduduki Monumen Nasional (Monas), Istana Kepresidenan, Radio Republik Indonesia (RRI), dan gedung telekomunikasi.

Pada saat itu, Sarwo Edhie Wibowo diperintahkan untuk menduduki kembali gedung RRI dan telekomunikasi. Hal itu dapat dicapainya dengan mudah tanpa perlawanan.

Lalu, Sarwo Edhie Wibowo bersama pasukannya diperintahkan untuk merebut kembali pangkalan udara Halim Perdanakusumah. Pengambilalihan itu juga dapat dilakukannya dengan baik.

Sebelum peristiwa ini terjadi, Sarwo Edhi sempat didatangi oleh Brigjen Sabur yang saat itu menjadi Komandan Resimen Cakrabirawa. Cakrabirawa adalah pasukan pengamanan Presiden Soekarno yang bertanggung jawab atas G30S. Sarwo Edhie diajak untuk bergabung dalam operasi G30S. Akan tetapi ia menolaknya.

Saksi Hidup Pelenyapan Anggota PKI

Sarwo Edhie Wibowo menjadi pemimpin untuk melakukan penggalian mayat para jenderal di sumur Lubang Buaya. Itu terjadi pada 4 Oktober 1965.

Setelah Soeharto diangkat sebagai Panglina Angkatan Darat oleh Soekarno, pada 16 Oktober 1965, Sarwo Edhie Wibowo ditunjuk untuk melenyapkan anggota PKI di Jawa Tengah.

Kemudian, hal mengejutkan terjadi sebelum kematiannya, di depan anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Sarwo Edhie Wibowo membuat pengakuan bahwa korban tewas dalam peristiwa penumpasan anggota PKI pasca Gerakan 30 September 1965 adalah kurang lebih mencapai tiga juta orang.

Baca Juga: PKS: Pemutaran Film G30S/PKI Perlu Dilakukan Sebagai Pengingat Sejarah

Jejak Karier Sarwo Edhie Wibowo

Pernah menjadi Komandan Batalion di Divisi Diponegoro (1945—1951), Komandan Resimen Divisi Diponegoro (1951—1953), Wakil Komandan Resimen di Akademi Militer Nasional (1959—1961), Kepala Staf Resimen Pasukan Komando (RPKAD) (1962—1964), dan Komandan RPKAD (1964—1967).

Tampilkan Semua
Halaman

Terkait

Terpopuler

Terkini

Populis Discover