Pasang Badan Buat Bahar bin Smith, Omongan Rocky Gerung Nyelekit: Dia Berhak Menghujat!

Pasang Badan Buat Bahar bin Smith, Omongan Rocky Gerung Nyelekit: Dia Berhak Menghujat! Kredit Foto: Instagram/Rocky Gerung

Pengamat politik, Rocky Gerung pasang badan membela penceramah kontroversi Bahar bin Smith yang sekarang ini tengah menghadapi kasus dugaan ujaran kebencian yang mengandung SARA. Bahar dilaporkan di Polda Jawa Barat.

Penceramah berambut pirang itu diperkarakan diduga karena isi ceramahnya disebut-sebut menyinggung pernyataan KSAD Jenderal Dudung Abdurachman terkait "Tuhan bukan orang Arab" 

Baca Juga: Debat Dengan Bahar bin Smith, Anggota TNI Ini Dengan Tengan Ngomong Begini: Bapak Sebagai Ulama, Harus Hati-hati Ngomong

Dalam pandangannya, Rocky menilai bahwa ucapan yang dilontarkan Habib Bahar sah-sah saja sebagai seorang warga negara. Menurut Rocky, justru presiden seperti Joko Widodo (Jokowi) bakal menjadi otoritarianisme bila terus dipuji-puji. Sehingga, ahli filsuf ini berharap semua pihak bisa menghormati Habib Bahar.

“Habib Bahar berhak untuk, bahkan menghujat. Nah itu yang ingin kita mintakan perlindungan,” ujarnya melalui kanal YouTube Refly Harun dilihat pada Senin (3/12/2021).

Selain itu, Rocky menuturkan bahwa Habib Bahar hanya sebatas bicara saja dan tidak melakukan makar. Itulah nilai utama demokrasi di Tanah Air.

Baca Juga: Bahar Smith Didatangi Jenderal TNI, Said Didu Bingung, Tugas TNI Berubah...

“Karena Habib Bahar hanya bicara, dia nggak melakukan kegiatan makar. Dia mengucapkan sesuatu yang berbeda dengan pemerintah. Itu justru nilai utama demokrasi,” tegas Rocky.

Lebih jauh, salah satu pendiri Setara Institute ini menjelaskan, demokrasi seharusnya dipelihara dalam kondisi banyaknya perbedaan, bukan kesepakatan.Namun, sayangnya hal ini dinilai tidak dipahami oleh pihak yang berkuasa.

Tak hanya itu, ia pun meminta agar Kapolri bisa memahami bahwa Indonesia bisa diselamatkan dengan perbedaan pendapat.



“Kalau nggak ada perbedaan pikiran, itu artinya nggak ada demokrasi. Jadi hal yang paling elementer dalam demokrasi adalah berbeda pikiran,” ucapnya.



Menurut dia, pikiran penguasa memang harus ada yang menentang, seperti yang tengah dilakukan oleh Habib Bahar.

“Kenapa? Karena pikiran hanya disebut pikiran kalau ada yang menentangnya. Nah pikiran kekuasaan pasti harus ada yang menentang,” pungkasnya.

Baca Juga: Panas! Ini Kronologi Debat Antara TNI dan Habib Bahar: Sebagai Ulama Harus Hati-Hati Ngomong!

Sebagai informasi, dalam menangani kasus dugaan ujaran kebencian dengan terlapor Habib Bahar, Polda Jawa Barat (Jabar) akan melakukan pemeriksaan secara profesional, transparan, dan sesuai prosedur.

Selain itu, pemeriksaan terhadap bukti-bukti yang diperoleh bakal dilakukan secara ilmiah.

“Penyidik akan mengembangkan kasus ini dan melakukan pemeriksaan saksi-saksi lainnya yang diperlukan secara profesional dan dengan scientific crime investigation secara profesional, prosedural, transparan dan akuntabel,” kata Dirreskrimsus Polda Jabar Kombes Arif Rachman didampingi Kabid Humas Kombes Pol Ibrahim Tompo dan Dirreskrimum Kombes Pol Yani Sudarto kepada wartawan di Mapolda Jabar, Sabtu 1 Januari 2022



Terkait

Terpopuler

Terkini

Populis Discover