Kang Emil Mau Nyapres? Gabung ke NasDem Aja, Kang

Kang Emil Mau Nyapres? Gabung ke NasDem Aja, Kang Kredit Foto: Biro Adpim Setda Pemprov Jabar

Genderang Pilpres 2024 hingga kini semakin kencang ditabuh, sejumlah nama-nama tokoh sudah mulai mencuat sebagai sosok-sosok yang akan maju dalam kontestasi umum tersebut. Salah satu nama yang digadang-gadang akan maju sebagai bakal Capres 2024 adalah Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.

Adapun nama Ridwan Kamil atau akrab disapa Emil sendiri disebut-sebut sebagai salah satu bakal Capres alternatif di 2024 nanti di samping nama-nama unggulan lainnya saat ini, seperti Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, dan Anies Baswedan.

Menurut survei yang diadakan PRC, nama Emil merupakan satu dari beberapa capres alternatif yang menunjukkan elektabilitas yang cukup menonjol dan berpotensi mampu menyaingi ketiga nama terbaik di atas. Dalam survei tersebut, nama-nama lain yang diklaim mampu menjadi capres alternatif seperti Emil antara lain Menparekraf Sandiaga Uno, Ketum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono, dan Mensos Tri Rismaharini.

Terlepas dari hal tersebut, isu bahwa Emil akan maju dalam Pilpres 2024 mendatang juga sudah pernah dikonfirmasi oleh dirinya secara pribadi. Emil sendiri tidak menolak jika memang ada tawaran untuk maju menjadi capres pada 2024, meskipun Emil secara pribadi tampaknya masih lebih banyak berkontemplasi terkait keputusannya di masa depan. 

Baca Juga: Ridwan Kamil Ingin Nyapres? Contoh Jokowi Saja...

Sebelumnya, Emil memang sempat mengakui secara terbuka bahwa dirinya siap untuk mencalonkan diri sebagai capres pada kontestasi Pilpres 2024 nanti. Hal ini diucapkannya saat menghadiri acara workshop PAN di Bali pada Oktober lalu lalu.

"Hati saya semakin mantap dan siap melangkah untuk ikut serta pemilihan calon presiden 2024 setelah mempertimbangkan semua, lalu istikharah dan saya sudah mendapat restu Ibu. Semoga Allah melancarkan semuanya," katanya.

Meskipun, Emil akhirnya sempat mengklarifikasi bahwa hal yang diucapkannya tersebut bukan deklarasi, melainkan jawaban dari pertanyaan kepadanya terkait pengusungan capres di bawah bendera PAN.

Hanya saja, baru-baru ini Emil mengaku bahwa dirinya memiliki dua pilihan yang belum diputuskannya, yakni melanjutkan statusnya sebagai Gubernur Jawa Barat untuk periode kedua, atau bertarung pada kontestasi nasional sebagai capres suksesor Presiden Joko Widodo. Ia juga mengaku tidak terburu-buru dalam memutuskan hal tersebut.

"Menjelang 2024, saya ada dua pilihan, meneruskan gubernur (Jawa Barat) dua periode atau kalau memang takdir ada kesempatan di kontestasi nasional, tidak akan saya tolak, tapi enggak akan dikejar-kejar sedemikian rupa karena ruang saya berkarya di Jabar masih satu periode lagi," jelas Emil dikutip dari kanal YouTube Harian Kompas, Kamis (18/11/2021).

Adapun Emil juga baru saja menyatakan bahwa apabila memang takdirnya berada di Pilpres 2024, maka dirinya harus mengambil ancang-ancang dengan meraih naungan dari partai politik (parpol). Hanya saja, Emil masih belum menentukan parpol mana yang akan dinilainya cocok untuk dimasukinya dalam rangka menghadapi Pemilu 2024.

Menurutnya, hal ini baru niat pribadinya dan hanya belum menentukan parpol pilihannya. Ia mengaku bahwa keputusan terkait parpol yang akan berlabuh di hatinya akan diputuskannya pada 2022.

"Niatan sudah ada. Kan ada puisi berkalimat semua indah pada waktunya. Kemungkinan saya putuskan tahun depan," ujarnya.

Ia mengaku bahwa hal tersebut berdasarkan dengan masukan yang ia peroleh dari ibundanya yang ia sebut sebagai guru politiknya. Menurut masukan ibunya, Emil menyebut bahwa ia akan bergandengan dengan parpol hanya jika yang ia hadapi adalah kontestasi nasional seperti Pilpres. 

"Kalau wali kota, gubernur jangan dulu, supaya lebih mudah diterima dan latihan dulu. Tapi kalau nanti di level nasional, ibu saya menyarankan harus berpartai," tuturnya.

Seperti diketahui, Emil sendiri sejauh ini memang belum pernah menjadi anggota parpol secara resmi. Saat dirinya maju sebagai Wali Kota Bandung pada 2013 lalu karena diusung oleh PKS yang menaungi wakilnya, Oded Muhammad Danial. Saat maju menjadi Gubernur Jawa Barat 2018 lalu, Emil memperoleh dukungan dari empat parpol, yakni PPP, PKB, NasDem, dan Hanura.

Adapun beberapa waktu terakhir, terdapat sejumlah parpol yang diisukan tertarik untuk menggaet Emil sebagai perwakilan parpol dalam Pemilu 2024 mendatang. Salah satu dari sekian partai tersebut tentunya adalah PAN yang acaranya pernah dihadiri Emil. Selain itu, adapula Partai Gelora besutan Anis Matta dan Fahri Hamzah yang siap menyambut Emil.

Yang terbaru, NasDem dikabarkan memasukkan Emil ke dalam radar tokoh yang akan digaetnya. Cukup banyak alasan yang mendasari NasDem untuk tertarik terhadap Emil, salah satunya adalah Nasdem pernah menaungi Emil saat bertarung pada Pilkada Jawa Barat pada 2018 lalu. Selain itu, Emil juga beberapa kali kerap diajak untuk ikut konvensi yang diadakan NasDem dalam rangka mencari calon yang akan maju pada Pemilu mendatang.

Emil masuk ke dalam radar NasDem bersama tokoh-tokoh lainnya seperti Ganjar Pranowo, Anies Baswedan, dan juga Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. Hal ini seperti diakui oleh pihak NasDem sendiri lewat Ketua DPP Nasdem Saan Mustopa usai Peringatan 10 Tahun Partai NasDem di Hotel Grand Mercure, Setiabudhi, Kota Bandung, Jumat (12/11/2021) lalu.

"Nanti kita lihat. Kang Emil termasuk yang dipertimbangkan, Anies, Ganjar, Khofifah, dan yang kabinet juga kita pertimbangkan," ujar Saan.

Adapun NasDem dianggap sejumlah pengamat akan menjadi parpol yang cocok dengan Emil. Hal ini salah satunya diungkapkan oleh pengamat politik dari Center for Strategic and Internaational Studies (CSIS) Arya Fernandes. Menurutnya, terdapat tiga kriteria parpol yang akan dilirik Emil, yang mana menurutnya, NasDem menjadi kandidat yang paling kuat dalam memenuhi kriteria tersebut.

"Pertama, parpol tersebut harus berasal dari parlemen. Kedua, parpol yang mendapatkan lebih dari 5 persen suara. Ketiga, parpol yang belum memiliki nama besar untuk diusungkan sebagai capres di 2024," terang Arya.

Baca Juga: Terhalang Prabowo di Gerindra, Bang Sandi Merapat ke NasDem?

Terlepas dari hal tersebut, Emil sendiri faktanya memiliki syarat khusus tersendiri dalam memilih partai. Ia mengakui bahwa syarat tersebut merupakan hasil riset dan meminta petunjuk Tuhan lewat salat istikharah. Syarat yang dimaksud Emil adalah parpol yang paling kokoh dalam menganut Pancasila.

"Yang pasti yang saya pilih harus yang paling kokoh Pancasila-nya. Kenapa? Karena itu syarat Indonesia selamat. Cuma itu, jangan ubah Pancasila," tegasnya.

Hal ini, menurutnya berangkat dari kisah kakeknya yang berjuang melawan penjajahan dari berbagai pihak, seperti Belanda, Khilafah DI/TII, dan PKI. Menurutnya, keluarganya sudah berkorban nyawa, kemerdekaaan, melawan Belanda, Khilafah, dan PKI demi tegaknya Pancasila. Untuk itulah, dirinya memegang tegus pesan sang kakek tentang pentingnya Pancasila dalam berbangsa dan bernegara Indonesia.

"Zaman khilafah DI/TII, ditutup pesantren saya karena kakek saya disuruh bergabung enggak mau. Jadi kami ini korban khilafah juga. Zaman PKI pakde saya yang lain mati dibunuh PKI. Jadi keluarga Ridwan Kamil, saya buka sekarang, keluarga Gubernur Jabar sudah berkorban nyawa, kemerdekaan, melawan Belanda, khilafah, dan PKI," ungkapnya.

"Nasihat kakek saya, harus Pancasila, harus di tengah. Makanya, narasi-narasi yang terlalu ke kanan, tawaran khilafah yang juga tidak ada contohnya sampai sekarang, kemudian terlalu ke kiri, sudah enggak cocok. Itu yang akan membuat bangsa ini pecah," pungkasnya.

Baca Juga: Sebegini Peluang Prabowo-Ridwan Kamil di Pilpres 2024

Terkait

Terpopuler

Terkini

Populis Discover