Tegas! Giring Ganesha Tolak Politik Identitas: PSI Tak Berkompromi dengan Orang yang Memperalat Agama

Tegas! Giring Ganesha Tolak Politik Identitas: PSI Tak Berkompromi dengan Orang yang Memperalat Agama Kredit Foto: Instagram/Giring Ganesha

Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Giring Ganesha menegaskan bahwa partainya menolak politik identitas. Ia juga tidak akan mendukung Calon Presiden (Capres) atau politisi manapun yang memainkan politik identitas demi merebut kekuasaan.

Hal ini ia sampaikan untuk meresposns wacana pencapresan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang telah mendapat rekomendasi sebagai Capres Partai NasDem hasil rakernas beberapa waktu lalu.

"PSI ingin menarik garis tegas, tidak berkompromi dengan orang yang menghalalkan segala cara termasuk dengan memperalat agama, main mata, bergandeng tangan dengan kelompok intoleran, menggunakan ayat untuk menjatuhkan lawan politik," ujar Giring dalam keterangan tertulisnya, Jumat (24/6/2022).

Baca Juga: Sebut Yusuf Mansur Gunakan Agama Sebagai Alat Politik, Guntur Romli: Memang Lihai Cari...

Pernyataan itu ia tujukan kepada Anies Baswedan yang menurutnya sering menggunakan politik identitas. Seperti yang terjadi pada Pilgub DKI 2017 silam, menurut Giring, Anies yang saat itu maju menjadi Cagub berpasangan dengan Sandiaga Uno melawan pasangan Ahok dan Djarot, telah menggunakan politik identitas.

Setiap kampanye yang dilakukan oleh relawannya selalu memanfaatkan isu agama untuk memilih pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno. Umat Islam diminta harus memilih pemimpin Muslim, mereka tidak boleh memilih pemimpin non-muslim karena dilarang oleh Al-Quran.

Baca Juga: NasDem Pasang Badan Belain Anies yang Dikatain Bapak Politik Identitas, Denny Siregar Ngomel-Ngomel: Enak Bener... Nehi!

Kampanye seperti itu merujuk pada status lawan politik Anies, yaitu Ahok yang beragama Katolik. Apalagi, saat itu Ahok tersandung kasus penistaan agama. Hal itu yang membuat relawan Anies tambah menggoreng isu agama, bahkan ada ungkapan bahwa tak boleh memilih pemimpin yang menistakan agama.

Tak hanya itu, Front Pembela Islam (FPI) dan Ormas Islam lainnya yang saat itu pro terhadap Anies Baswedan juga turut melanggengkan politik identitas dengan melakukan demo berjilid-jilid. Mereka menuntut Kepolisian segera menangkap Ahok karena telah menistakan agama Islam.

Baca Juga: Gelar Bapak Politik Identitas Buat Anies Dicuci Mulu, Omongan Denny Enggak Main-main: Kita Lemparkan Terus Pakaian Kotornya!

Buntutnya, Ahok ditangkap dan divonis bersalah oleh Pengadilan Negeri Jakarta Utara. Ia divonis hukuman 2 tahun penjara karena terbukti sah dan menyakinkan menodai agama.

"Terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan penodaan agama, menjatuhkan pidana penjara selama 2 tahun," ujar Ketua Majelis Hakim Dwiarso Budi Santiarto, Selasa (9/5/2017).

Terkait

Terpopuler

Terkini

Populis Discover