Berkat Tugu Sepatu, Nama Ahok Malah Kembali Semerbak

Berkat Tugu Sepatu, Nama Ahok Malah Kembali Semerbak Kredit Foto: Sumber Twitter

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan lagi-lagi menjadi bulan-bulanan banyak pihak terkait pembangunan sejumlah tugu di Ibu Kota. Banyak yang menilai tugu-tugu tersebut tidak bermanfaat dan hanya menyia-nyiakan anggaran APBD. Yang terbaru adalah Tugu Sepatu di area Stasiun BNI City, Taman Dukuh Atas, Jakarta Pusat, yang baru saja diangkut akibat jadi sasaran vandalisme. Baca Juga: Tugu Sepatu Jadi Sasaran Vandalisme, Anies Baswedan Cs Nggak Marah, Malah Rencana Siapkan Tempat Khusus untuk Seniman Grafiti

Selain di lokasi tersebut, terdapat pula dua buah tugu sepatu lainnya, yakni di Lapangan Banteng dan Alun-Alun Velodrome. Sejumlah Netizen keheranan dengan proyek yang dijalankan Pemprov DKI tersebut. Mereka mempertanyakan manfaat proyek tersebut untuk rakyat Jakarta. Seperti biasa, Aktivis Media Sosial Denny Siregar yang rutin mengkritisi kinerja Anies Baswedan juga turut mempertanyakan kebijakan tersebut.

"Maksudnya tugu sepatu di Jakarta itu apa sih? Buat nendang?" tulisnya di akun Twitter miliknya seperti dikutip pada Senin (20/9/2021).

Aktivis Media Sosial lainnya, Eko Kuntadhi juga bahkan membandingkan proyek yang dikerjakan pemerintahan Anies dengan pendahulunya, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).

"Masing-masing punya karya. Yang satu simpang susun semanggi. Yang satu lagi tugu sepatu. Keduanya tidak perlu dibandingkan. Daripada mules..." Cuitnya sembari menyertakan meme perbandingan Ahok dengan Simpang Susun Semanggi-nya dan Anies dengan Tugu Sepatu-nya seperti dilansir pada Senin (20/9/2021).

Salah satu pengguna Twitter dengan akun @ChusnulCh__ juga mengomentari Anies sembari secara tak langsung mengungkit masa-masa kampanye Pilkada DKI Jakarta 2017 saat pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno berhadapan dengan Ahok-Djarot.

"Demi jatuhkan Ahok yg sdh membuat DKI jd kota megah, Anies bunguli warga DKI dgn bilang, kalo hny bangun kota megah Firaun jg bisa dan bilang Ahok hny fokus bangun benda mati, sekalinya Anies sendiri hny bisa bangun tugu, tugu dan tugu, yg ga ada apa2nya dibanding Ahok. Wan tugu," ujarnya. Baca Juga: Balada Tugu Sepatu, Netizen: Aduh Anies, Loe Jauh Banget Deh Sama Kerjanya Ahok!

Tak hanya masyarakat Media Sosial, para politisi juga turut menyoroti kebijakan Anies tersebut. Sejumlah dari mereka menyayangkan proyek yang dinilai 'unfaedah' tersebut. Salah satunya keluar dari mulut politisi Gerindra Arief Puyuono. Menurutnya, Tugu Sepatu tak memiliki manfaat dan tak ada latar belakang historis jika dibangun di Jakarta, berbeda dengan Tugu Sepatu di Cibaduyut, Jawa Barat.

"Karena di Cibaduyut memang terkenal dengan produk sepatunya hingga luar negeri," ujarnya pada Sabtu (18/9/2021).

Arief juga menilai pembangunan Tugu Sepatu sebagai bentuk kebingungan Anies, sehingga ia terpaksa 'mencari-cari' proyek guna menghabiskan anggaran.

"Cuma cari-cari proyek saja untuk antek-anteknya, enggak beda dengan proyek Formula E yang juga enggak ada manfaatnya buat masyarakat," sambungnya. Baca Juga: Soal Tugu Sepatu, Arief Poyuono: Anies Cuma Cari-cari Proyek Saja

Senada dengan Eko Kuntadhi, Arief juga turut membandingkan kinerja Anies dengan Ahok di masa lalu. Menurutnya, dibandingkan Anies, Ahok berhasil menghasilkan terobosan, salah satunya dengan proyek Simpang Susun Semanggi.

"Sangat bermanfaat mengurai kemacetan di depan Polda Metro Jaya, apalagi katanya dibangun bukan pakai APBD. Itu baru program bagus," ungkap anak buah Prabowo Subianto tersebut.

Memang benar, dahulu Ahok membangun Simpang Susun Semanggi dengan memanfaatkan dana di luar APBD dan tanpa utang, melainkan dengan memanfaatkan pembiayaan dari kompensasi atas kelebihan koefisien luas bangunan (KLB) dari PT Mitra Panca Persada, anak perusahaan asal Jepang, Mori Building Company. Saat perbincangan perihal Tugu Sepatu ramai pun, nama Ahok sempat menjadi trending di media sosial.

Meski begitu, nyatanya pihak Pemprov DKI mengaku bahwa proyek Tugu Sepatu merupakan hasil kolaborasi dengan sejumlah pihak seperti PT Jakarta Tourisindo (Jaktour) dan Jakarta Experience Board (JXB) brand sepatu lokal Compass. Hal ini seperti diungkapkan Plt Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi DKI Jakarta Gumilar Ekalaya. Untuk itu, pembangunan tugu tersebut merupakan inisiasi dari pelaku ekonomi kreatif dan tidak menggunakan dana APBD. 

"Kegiatan ini sebagai bentuk dukungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan pelaku ekonomi kreatif terhadap Tahun Internasional EKonomi Kreatif 2021 yang dicanangkan oleh UNCTAD," jelasnya pada Kamis (16/9/2021).

Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria (Ariza) juga memberikan keterangan mengenai tujuan pembangunan Tugu Sepatu tersebut. Menurutnya, dibangunnya Tugu Sepatu harapannya dapat mempercantik Ibu Kota Jakarta. 

"Kita ingin mempercantik kota Jakarta di antaranya Tugu Sepatu, itu hasil kolaborasi, itu tanyakan sama Jaktour ya detailnya," jelasnya.

Saat ini, seperti sudah diketahui bahwa Tugu Sepatu sudah dibongkar dan menghilang dari lokasi. Hal ini sempat menimbulkan kontroversi. Mantan Politisi Partai Demokrat, Ferdinand Hutahean juga turut bersuara terkait hal tersebut.

"Setelah sy nyatakan Tugu Sepatu malah BIKIN KOTOR JAKARTA, hari ini tugu sepatu DIBONGKAR dan menghilang dari lokasi. Katanya utk memperindah JKT, masa kebijakan sprt org tak punya prinsip? Kalau itu kerjasama dgn produsen sepatu, siapa terima pajaknya?" tulisnya curiga pada akun Twitter pribadinya. Baca Juga: Ferdinand: Nies, Kenapa Tugu Sepatu dibongkar? Apa Sudah Spesialisasimu Bongkar Pasang?

Menjawab hal tersebut, Ariza memberikan penjelasan mengenai hilangnya Tugu Sepatu dari lokasi. Ia menyebut bahwa Tugu dicabut terlebih dahulu untuk dibersihkan setelah menjadi sasaran vandalisme, baru nantinya akan dipasang kembali pada tempatnya semula.

"Harus dibersihkan dulu, dirapikan dan dibersihkan dulu. Nanti pada waktunya kita akan tampilkan lagi," katanya pada Senin (20/9/2021). Baca Juga: Tugu Sepatu Karya Mas Anies Mendadak Lenyap, Wagub DKI: Nanti Kita Tampilkan Lagi

Terkait

Terpopuler

Terkini

Populis Discover