Media Asing Soroti Azan di DKI, MUI Turun Tangan: Jangan Dibilang Itu Berisik!

Media Asing Soroti Azan di DKI, MUI Turun Tangan: Jangan Dibilang Itu Berisik! Kredit Foto: Antara/Aji Styawan

Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyesali laporan media asing Agence France-Presse (AFP), yang menyoroti kerasnya suara azan dari masjid di Jakarta. Dimana laporan itu hanya berdasarkan wawancara dari beberapa warga yang mengaku orang Jakarta.

Baca Juga: Media Asing Sorot Azan di Jakarta, Wakilnya Anies Baswedan: Ini Indonesia!

Sekretaris Jenderal MUI Amirsyah Tambunan, menegaskan, laporan itu terlampau prematur karena  tidak didukung fakta yang kuat. Sebab hal laporan itu dibuat hanya dari opini masyarakat saja.

"Dalam kaidah penelitian, tidak cukup fakta bahwa azan itu berisik. Jangan dibilang azan itu berisik, itu yang saya sesalkan," kaya Amirsyah kepada wartawan Jumat (15/10/2021).

Azan adalah salah satu kegiatan peribadatan bagi umat Muslim dan  dilindungi Undang-Undang Dasar 1945.

Dalam dalam Pasal 29 Ayat (1) menyatakan bahwa negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa." Sementara, Pasal 29 Ayat (2) menyatakan bahwa negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaan itu.

Baca Juga: Kejadian Unik Saat Anies Baswedan Blusukan: Beri Nama Bayi Cucu Pemilik Warteg

"Azan itu bagi umat islam sebagai beribadah, keyakinan. dan itu di dalam konstitusi Pasal 29 ayat (1) dan ayat (2) dijamin oleh negara,"  ucapnya.



Terpisah, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria juga ikut menanggapi hal ini. Politisi Gerindra itu meminta agar media asing itu tidak menyoal suara azan Ibu Kota, dia meminta mereka menghormati hal ini, sebab kumandang a,an untuk memanggil umat Muslim agar segera beribadah.

"Jadi tidak usah dipermasalahkan, jadi segera bisa disampaikan bahwa ini adalah Indonesia, yang mayoritas muslim, ya warganya setiap jam salat selalu ada panggilan untuk salat," ucapnya.

Ariza mengatakan, masyarakat Ibu Kota telah terbiasa dengan hal - hal seperti, walau Ibu Kota dihuni oleh penduduk yang berbeda - beda latar belakang agamanya, tetapi Ariza mengatakan masyarakat Jakarta punya toleransi tinggi dan tetap saling menghargai.

"Ini kan negara yang besar dan sangat demokratis. Kami menghargai satu sama lain, dan azan itu kan tidak berlama-lama hanya beberapa menit saja," tandasnya.

Sekadar diketahui, dalam laporan media asing yang berpusat di Paris tersebut, seorang warga mengeluhkan suara azan yang terlalu keras pada pukul 03.00 dini hari. Ia mengaku memiliki gangguan kecemasan, hingga mual ketika mendengar suara azan itu.

Baca Juga: "Anies ke Papua Bukan untuk Kampanye Pemilu Tapi..."

"Tidak ada yang berani untuk komplain soal itu di sini," ucap warga dengan nama samaran Rina dalam artikel yang berjudul 'Ketakwaan atau gangguan kebisingan? Indonesia mengatasi reaksi volume azan.'



Terkait

Terpopuler

Terkini

Populis Discover