Detoks media sosial adalah suatu kondisi di mana seorang pengguna media sosial mulai mengurangi intensitas atau memutus dirinya dari penggunaan media sosial selama periode waktu tertentu.
Hadirnya media sosial di kehidupan masyarakat saat ini membantu aktivitas manusia. Mulai dari bertukar informasi hingga bersosialisasi. Namun, terlalu sering mengakses media sosial juga bukanlah hal yang baik. Hal tersebut dapat membuat pengguna media sosial menjadi candu sehingga memberikan dampak yang negatif bagi kesehatan fisik dan mental. Jika kehidupan sudah mulai terasa kurang produktif dikarenakan media sosial, Anda dapat melakukan detoks media sosial.
Baca Juga: Apa Itu Digital Nomad? Konsep Kerja Sambil Healing?
Tanda Seseorang Butuh Detoks Media Sosial
Berikut tanda seseorang butuh detoks media sosial yang dirangkum dari beberapa sumber:
1. Merasa cemas ketika tidak membuka media sosial sehingga selalu membuka media sosial setiap ada kesempatan, bahkan saat sedang sibuk pun akan tetap membuka media sosial hanya untuk scrolling semata.
2. Tidak produktif karena setiap pekejaan yang dilakukan akan selalu terkena distraksi oleh media sosial sehingga Anda merasa kelelahan mengerjakan pekerjaan dan kinerja Anda menurun.
3. Takut ketinggalan informasi atau tren terbaru. Hal ini dikenal dengan istilah FOMO (fear of missing out).
4. Merasa iri dengan pencapaian orang yang lebih sukses sehingga memunculkan rasa insecurity terhadap diri Anda. Hal ini juga yang menjadi dasar seseorang takut untuk mengunggah sesuatu di media sosial dan terlalu memikirkan jumlah like dan komentar pada setiap unggahannya.
5. Terpaku pada dunia maya. Kehidupan Anda cenderung berpusat pada dunia maya sehingga Anda enggan untuk melakukan sosialisasi secara nyata, seperti menghadiri acara keluarga.
Langkah agar Lebih Produktif
Jika Anda mengalami hal tersebut, alangkah baiknya Anda melakukan detoks media sosial antara lain: