Hijrahnya Sukmawati Memeluk Hindu dan Sikapnya Terhadap Islam: Bagian 2

Hijrahnya Sukmawati Memeluk Hindu dan Sikapnya Terhadap Islam: Bagian 2 Kredit Foto: Antara/Fikri Yusuf

Seperti telah disinggung sebelumnya, sikap yang ditampilkan Sukmawati Seokarnoputri terhadap kondisi sosial-kultural umat Islam di Indonesia memiliki sebab-akibat tersendiri. Wajah Islam di Indonesia kini cenderung tercoreng akibat maraknya paham ekstremisme yang mana melenceng dari kemurnian Islam itu sendiri. 

Baca Juga: Hijrahnya Sukmawati Memeluk Hindu dan Sikapnya Terhadap Islam: Bagian 1

Sementara itu, wajah-wajah umat yang masih berusaha menjaga kebaikan dalam tubuh Islam justru tidak terlalu naik ke permukaan. Sehingga wajah-wajah palsu Islam yang melenceng itulah yang kini menjadi citra Islam di mata kalangan lainnya.

Tak perlu jauh-jauh, saat Sukmawati memutuskan untuk berpindah ke Agama barunya saja, banyak sosok yang merupakan tokoh Muslim yang mencercanya. Ia dinilai sebagai sosok yang murtad dari agamanya yang dulu, yakni Islam. Padahal dalam kehidupan berbangsa di Indonesia, setiap warga negara dibebaskan memilih untuk memeluk agama manapun.

Salah satu yang lantang menyoroti 'murtad'-nya Sukma adalah ulama kondang Buya Yahya. Menurutnya, Sukma telah melakukan pengkhianatan terhadap Allah SWT dengan melakukan murtad, dan orang yang murtad adalah orang yang rendah, sehingga jasadnya ketika mati pun pantas untuk diberikan sebagai makanan serigala.

"Boleh kita menguburkannya (orang murtad), tidak wajib. Kalau bukan karena mengganggu saja, biarin. Bahkan kasihkan ke serigala, bangkainya. Karena dia adalah rendah, murtad adalah rendah. Rendah di dunia, rendah di akhirat," kata pengasung Pondok Pesantren Al-Bahjah Cirebon tersebut, dikutip dari YouTube Kang Setyawan, dikutip Kamis (28/10/2021).

Hal yang paling mendasar adalah, sudah menjadi rahasia umum apabila di dalam tubuh umat Muslim terdapat sejumlah oknum, khususnya tokoh berlabel ulama dan pengikutnya yang sering membenarkan jalan kekerasan dengan mengatasnamakan agama. Di Indonesia sendiri, cukup banyak sosok-sosok ulama yang bagi sebagian masyarakat dianggap sosok yang tidak mencerminkan dirinya ulama.

Baca Juga: Cs Habib Rizieq Samber Aksi Sukmawati: Selamat Jalan, Semoga Dapat Balasan Setimpal dari Allah

Sebut saja Imam Besar FPI Habib Rizieq Shihab yang berulang kali mengungkap kata-kata kasar dalam sejumlah ceramahnya. Tak jarang tersebar rekaman dirinya tengah mencaci maki suatu personal atau kaum yang menurutnya tak sepaham dengannya. Sebutlah saat ia memaki mendiang Gus Dur yang juga sesama ulama dengan sebutan "buta mata, buta hati'. 

Rizieq juga pernah menyinggung perasaan umat Agama lain, yakni kaum Nasrani. Saat itu, ia pernah menyinggung paham Trinitas kaum Nasrani tentang Yesus Kristus sebagai anak Tuhan (Allah). Ia pun menghardik hal tersebut dengan menyebutnya sebagai sesuatu hal yang kurang ajar. Ia bahkan mempertanyakan andai Yesus anak Tuhan, lantas siapa bidannya. Ia juga mengancam akan meratakan tempat ibadah agama lain tersebut dengan tanah.

Belum lagi, Rizieq sendiri juga pernah berseteru dengan Sukmawati akibat pernyataannya yang dianggap melecehkan ideologi Pancasila serta Presiden Pertama RI Soekarno yang merupakan ayah Sukma. Kala itu, Pancasila sempat dipelintir oleh Rizieq menjadi 'pantat cina'. Ia juga mengejek bahwa Pancasila versi Soekarno, Ketuhanan terletak di pantat. 

Padahal, hampir semua tahu bahwa Rizieq adalah salah satu tokoh besar Islam di Indonesia yang mana memiliki banyak sekali pengikut yang tersebar di seluruh Indonesia. Perangainya tentu dinilai memberikan contoh yang tidak baik bagi para pengikutnya yang memandangnya sebagai figur teladan yang selalu mempraktikkan apa yang dicontohkannya.

Disayangkan pula, justru banyak pengikutnya yang bangga akan gaya berceramah Rizieq yang berapi-api dan terkesan membangkitkan semangat mereka untuk mengucap kalimat Takbir. Disayangkan pula, terkadang kalimat Takbir yang mereka serukan terkadang disematkan terhadap hal-hal yang tidak baik, seperti kekerasan dan sejenisnya. Masyarakat Muslim kebanyakan lebih meminati sosok-sosok ulama semacam itu dibandingkan ulama-ulama bijaksana yang sebenarnya jumlahnya pun banyak.

Selain itu, banyak pula kelompok-kelompok Islamisme lainnya yang meneriakkan sistem khilafah agar ditegakkan di Tanah Air menggantikan sistem Pancasila yang sudah sejak Indonesia merdeka menjadi Ideologi bangsa. Mungkin tak asing di telinga sebagian orang bila pernah mendengar narasi bahwa Pancasila adalah 'thagut' atau berhala yang disuarakan oleh kaum-kaum Islamisme tersebut. Padahal, Pancasila sudah disepakati bersama oleh berbagai kalangan di masa kemerdekaan sebagai pemersatu bangsa.

Ulama muda kondang Habib Husein Jafar pernah menyinggung terkait kemunculan Islamophobia yang mana disebabkan oleh paham radikal terorisme yang menggerogoti tubuh Islam. Paham radikal terorisme ini pula menganut paham sistem khilafah yang mana menurut mereka paling benar dan harus ditegakkan. Untuk itulah, Indonesia dilindungi oleh Pancasila yang menjaga agar tidak terpapar ideologi lain, khususnya yang berbahaya seperti paham radikal terorisme. Terlebih, ia juga meyebut bahwa Pancasila itu sesuai dengan ajaran Islam.

"Pancasila itu telah melindungi seluruh nilai-nilai kemanusiaan kita. Keadilan dan lain sebagainya, dilindungi olehnya. Kemudian kalau kita bicara tentang keislaman, nilai kebangsaan dalam Pancasila itu sudah sesuai dengan nilai-nilai kesislaman yang ada, Pancasila itu tegak lurus dengan Piagam Madinah (yang dibentuk Nabi Muhammad SAW)," ujarnya dikutip dari kanal YouTube-nya Jeda Nulis, Kamis (28/10/2021).

Banyak sekali umat Muslim yang membaca Al-Quran, namun tidak memahami kandungan kitab suci tersebut, melainkan sebatas membacanya secara tekstual. Konteks yang terdapat dalam Al-Quran seakan tidak membentuk perilaku baik mereka (akhlakul karimah). Hal ini seperti pernah disabdakan oleh Nabi Muhammad SAW dalam hadisnya:

"Akan keluar manusia dari arah timur dan membaca Al-Qur'an namun tidak melewati kerongkongan mereka. Mereka melesat keluar dari agama sebagaimana halnya anak panah yang melesat dari busurnya. Mereka tidak akan kembali kepadanya hingga anak panah kembali ke busurnya," dikutip dari Shahih Bukhari.

Mungkin, kondisi-kondisi tersebut yang mungkin menjadi salah satu alasan Sukmawati untuk mengambil sikap dengan berpindah agama ke Hindu. Tak ada masalah, namun baiknya dijadikan pelajaran agar umat Muslim tidak mencoreng nama baiknya sendiri dengan sikap-sikap yang berlawanan dengan Islam yang rahmatan lil' alamin (rahmat bagi seluruh alam).

Baca Juga: Sukmawati Boleh Tak Patuhi Islam, Orang Amien Rais Ngegas: Kalau Sudah Murtad, Fokus ke Agama Baru

Terkait

Terpopuler

Terkini

Populis Discover