Tokoh Nahdlatul Ulama (NU) Muhammad Umar Syadat Hasibuan alias Gus Umar marah besar atas kelakuan biadab oknum anggota Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) Praka Riswandi Manik diduga menculik dan membunuh seorang warga sipil.
Gus Umar mengatakan kejadian ini menunjukkan bahwa aparatur negara yang seharus melindungi masyarakat justru tidak pernah belajar dari kasus eks Kadiv Propam Polri,Ferdy Sambo yang juga terlibat kasus pembunuhan berencana.
“Nggak cukup Sambo sebagai contoh tetap saja mereka melakukan pembunuhan keji dan brutal,” kata Gus Umar dilansir Selasa (29/8/2023).
Lantaran perbuatannya terlampau keji, Gus Umar mendesak para penegak hukum menjatuh hukuman mati kepada para pelaku. Tidak bisa mereka hanya diganjar hukuman ringan, jika itu terjadi Indonesia yang adalah negara hukum kata Gus Umar sebetulnya sudah runtuh.
“Kalau mereka nggak dihukum mati hukum di negara ini memang sudah runtuh,” ujarnya.
Diketahui Praka Riswandi menculik dan membunuh seorang warga sipil bernama Imam Masykur. Kabar ini tersebar luas di media sosial dalam beberapa hari belakangan ini.
Dalam video yang beredar, korban menangis histeris meminta adik kandungnya untuk menyuruh orang tuanya mengirimkan uang sejumlah Rp50 juta dari kampung. Bila terlambat dikirim, dia akan dibunuh.
“Dek kirem peng 50 juta peugah bak mak beh! Abang ka jipoh nyoe! (Dik, bilang sama mama, kirim uang Rp 50 juta ya! Abang sudah disiksa ini!),” kata Imam dalam video.
Dalam video nampak pelaku menyiksa korban dengan biadab.Sebelumnya, Imam diculik saat menjaga toko kosmetik di Rempoa, Ciputat Timur, Tangerang Selatan, Sabtu (12/8/2023).
Jenazahnya ditemukan di sebuah tempat di Karawang, Jawa Barat, Rabu (23/8/2023) lalu. Jenazahnya kemudian disemayamkan di Gampong Mon Keulayu Gandapura pada Sabtu (26/8/2023) sore.