Pakar hukum tata negara Refly Harun menilai pengaruh Ketua DPR RI PUan Maharani sebagai Wakil Presiden (Wapres) lebih besar daripada pengaruh Gibran Rakabuming Raka yang kini menempati posisi tersebut.
Karena menurut Refly Harun, setelah pelantikan Presiden dan Wapres 20 Oktober mendatang, Gibran dan ayahnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah tidak penting kecuali jika memiliki kekuatan dari luar.
Baca Juga: 'Kelicikan' Ridwan Kamil untuk Pilkada DKI Jakarta
"Dari sisi Prabowo kalau kita bicara tentang soal pengaruh, mana yang lebih besar pengaruhnya menjadikan Gibran sebagai wakil presiden atau Puan Maharani, ya jelas aja Puan Maharani," ucapnya, dikutip dari YouTube Refly Harun, Selasa (10/9).
"Kenapa, pasca 20 Oktober Gibran sudah tidak penting lagi, Jokowi mungkin sudah tidak penting lagi kecuali kalau dia didukung oleh kekuatan oligarki internasional di belakang layar, karena kalau cuma oligarki lokal pasti sudah pindah kepada penguasa baru," imbuhnya.
Sementara sebelumnya, pegiat media sosial Alifurrahman menilai Presiden terpilih Prabowo Subianto menginginkan Ketua DPR RI Puan Maharani yang menjadi Wakil Presiden (Wapres) bukan Gibran Rakabuming Raka yang kini menempati posisi tersebut.
Hal tersebut berdasarkan prediksinya dari isi percakapan Prabowo Subianto, Puan Maharani, dan Sekretaris Kabinet (Seskab) Pramono Anung di Istana Negara, Jakarta, Rabu (4/9/2024).
"Tapi dari tawa Puan Maharani saya memprediksi bahwa Prabowo ini nampaknya bicara dengan Pramono dengan Mbak Puan 'terus maunya gimana' terus jawaban Prabowo 'ya maunya sih wakil presiden' maksudnya maunya ya Puan aja yang jadi Wakil Presiden bukan Gibran," ucapnya.
"Gak ngerti deh apa yang sedang mereka bicarakan, tapi terdengar jelas sekali 'maunya sih jadi wakil presiden' dan itu nampaknya ditujukan kepada Puan Maharani," imbuhnya, dikutip dari SEWORD TV, Jumat (6/9).